SEMARANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menolak jika Indonesia disetarakan dengan Haiti di Amerika Utara. Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar. Indonesia bahkan masuk ke dalam kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia, G20.
"Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti," kata Jokowi saat silaturahmi dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah, di Semarang Town Square, Semarang, Sabtu (2/2/2019).
"Ya kan? Negara Haiti? Gimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ya senyum-senyum membandingkan bukan apple to apple seperti itu," tambah dia.
Jokowi menyesalkan adanya pihak-pihak yang terus menyuarakan pesimisme mengenai Indonesia. Padahal menurut dia Indonesia kini terus melakukan perbaikan di berbagai bidang.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Disebut Setara Haiti, Sri Mulyani Anggap Berbeda Jauh
Jokowi mengatakan, di awal pemerintahannya ia memang sengaja berfokus pada infrastruktur. Sebab, infrastruktur yang baik dinilai sangat penting untuk menunjang aspek-aspek lainnya.
Selanjutnya, setelah infrastruktur rampung, maka pemerintah akan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
"Begitu infrastruktur yang sangat fundamental bisa kita bangun, begitu pembangunan SDM yang betul bisa secara fundamental kita bangun dan benar, kita akan tinggal landas bersaing dengan negara-negara lain," kata dia.
Jokowi tak menyebut siapa yang pihak yang membandingkan Indonesia dan Haiti. Namuj, calon presiden nomor urut 02 Prabowo sebelumnya sempat menyebut Indonesia setingkat dengan negara-negara miskin di Afrika seperti Rwanda, Haiti, dan negara-negara di pulau kecil lainnya. Prabowo juga salah menyebut lokasi Haiti yang sebenarnya ada di Amerika Utara.
Pernyataan tersebut dilontarkan Prabowo saat menghadiri acara Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Jalan Ronggowarsito, Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/12/2018).
"Kita (Indonesia) setingkat dengan negara miskin di Benua Afrika, ada Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati, yang kita tidak tahu letaknya di mana," ujar Prabowo, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Merujuk data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir memang naik turun, namun relatif lebih stabil. Pada 2007, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 6,34 persen, selanjutnya 6,01 persen (2008), 4,62 persen (2009), 6,22 persen (2010), 6,17 persen (2011), 6,03 persen (2012), 5,55 persen (2013), 5 persen (2014), 4,87 persen (2015), 5,03 persen (2016), dan 5,06 persen (2017).
Sementara itu pertumbuhan ekonomi Haiti mengalami naik turun dengan yang intens. Pada 2007, ekonomi Haiti sebesar 3,34 persen, selanjutnya 0,84 persen (2008), 3,08 persen (2009), - 5,49 persen (2010), 5,52 persen (2011), 2,88 persen (2012), 4,23 persen (2013), 2,81 persen (2014), 1,21 persen (2015), 1,45 persen (2016), dan 1,17 persen (2017).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.