Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin Irit Bicara Selama Debat, Erick Thohir Mengaku Bagian dari Strategi

Kompas.com - 18/01/2019, 11:03 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Haji Ma'ruf Amin irit bicara ketimbang pasangannya, calon presiden petahana Joko Widodo.

Tercatat, dari 6 segmen debat, Ma'ruf hanya tiga kali menyampaikan pandangannya tentang topik yang sedang dibahas.

Jokowi mendominasi pemaparan dan tanya jawab dengan rival, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Debat Pertama, Jokowi Bicara 23 Menit, Maruf 4 Menit

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir mengatakan, komposisi tersebut memang merupakan strategi pihaknya.

"Sekali lagi, itu bagian dari strategi kami," ujar Erick, selepas acara debat yang dilaksanakan di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019) malam.

Jokowi dan Ma'ruf memang berbagi tugas. Ma'ruf diberi porsi untuk memaparkan sekaligus bertanya dan menjawab topik mengenai terorisme dan radikalisme.

Porsi ini diberikan lantaran Ma'ruf merupakan kiai besar di Tanah Air.

Baca juga: Maruf Amin Sebut Penindakan Terorisme Tidak Harus Melanggar HAM

"Sebagai kiai besar, ulama besar, Kiai Maruf Amin memang kita fokuskan ke isu terorisme," ujar Erick.

Pemaparan Ma'ruf mengenai terorisme pun mendapat acungan jempol dari tim sukses. Erick menyebut, pernyataan Ma'ruf, khususnya mengenai aksi terorisme bukanlah bagian dari jihad, adalah pernyataan yang lugas dan menjawab persoalan.

"Beliau menjawab sangat lugas dan menjawab semua hal-hal yang dipertanyakan," lanjut dia.

Sebelumnya, Ma'ruf mengatakan bahwa terorisme memang harus diberantas sampai ke akarnya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), kata Ma'ruf, telah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme bukanlah jihad.

Baca juga: Jokowi Mengangguk-angguk Saat Dengar Maruf Bicara Panjang Lebar soal Terorisme

Pada sesi selanjutnya di segmen yang sama, Ma'ruf mengatakan kembali bahwa deradikalisasi merupakan program yang harus diteruskan.

"Yang harus kita doktrinkan, bagaimana meluruskan paham keagamaannya yang menyimpang itu. Tapi kalau itu (terorisme) disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, maka pendekatannya adalah melalui pemberian lapangan kerja dan santunan," ujar Ma'ruf, saat debat.

Ke depan, Erick menjamin bahwa Ma'ruf akan mendapatkan porsi berbicara lebih banyak dibandingkan debat pertama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com