Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bayu Galih

Jurnalis; Pemerhati media baru; Penikmat sinema

Film "Bird Box", "A Quiet Place", dan Ancaman Eksistensi dari Dunia Maya

Kompas.com - 16/01/2019, 06:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Sedikit sama, A Quiet Place menceritakan tentang keluarga Abbott. Sang ayah bernama Lee (John Krasinski), ibu bernama Evelyn (Emily Blunt), anak perempuan bernama Regan (Millicent Simmonds), dan anak lelaki bernama Marcus (Noah Jupe).

Mereka harus bertahan hidup dari serangan makhluk misterius yang sangat sensitif terhadap suara. Makhluk itu akan datang dan membunuh manusia jika terdengar suara berisik, bahkan sekadar obrolan.

Mereka dapat bertahan hidup dengan berkomunikasi melalui bahasa isyarat, yang telah dikuasai karena Regan memang tak bisa berbicara.

Namun, trauma dan penyesalan membayangi kehidupan mereka setelah kehilangan anak bungsu, adik bagi Regan dan Marcus, yang bernama Beau (Cade Woodward). Makhluk itu menyerang dan membunuh Beau dalam adegan pembuka yang menegangkan.

Tanpa netra, tanpa suara

Bird Box dan A Quiet Place tak cuma sukses secara komersial, dua film ini juga mendapat apresiasi yang baik dari kritikus film.

Secara khusus, pujian diberikan kepada A Quiet Place yang menggambarkan ketegangan layaknya film horor, jalinan cerita yang bikin penasaran seperti thriller, hingga kesedihan dan kehangatan yang umumnya ada dalam film keluarga.

Kritikus juga memaknai dua film ini dari sisi perjuangan orangtua dalam membesarkan anak. Sungguh memang maha sulit untuk menerapkan prinsip parenting secara benar kepada anak selagi bertahan hidup. 

Sebuah film bisa saja menggambarkan cerita yang sederhana. Namun, mengutip sastrawan Pramoedya Ananta Toer, hal yang sederhana tafsirnya bisa luar biasa. Pun untuk dua film ini.

Secara sederhana, Bird Box dan A Quiet Place mengisahkan cara manusia mempertahankan eksistensinya, tetapi harus dilakukan tanpa netra, tanpa suara.

Hal ini tentu tak mudah, sebab melihat dan berbicara merupakan insting dasar manusia. Saat Tuhan mengajarkan manusia "nama-nama", bisa jadi saat itu juga manusia mulai menerapkan nalurinya untuk berbicara, juga untuk menanggapi sesuatu yang dilihatnya.

Akan tetapi, agama mengajarkan manusia untuk berbuat baik. Penerapan berbuat baik itu tentunya dengan menjaga lisan, menjaga penglihatan, dan pendengaran.

Relief yang menceritakan tiga monyet bijak di kuil Nikko Toshogu di Nikko, Jepang.MICHAEL MAGGS via CREATIVE COMMONS Relief yang menceritakan tiga monyet bijak di kuil Nikko Toshogu di Nikko, Jepang.
Peradaban kuno mengenal kisah "tiga monyet bijak" dengan simbol menutup mata, menutup telinga, dan menutup mulut. See no evil, hear no evil, speak no evil.

Kebudayaan Jepang mengenal tiga monyet itu sebagai Mizaru (menutup mata), Kikazaru (menutup telinga), dan Iwazaru (menutup mulut). Relief ketiga monyet ini terpahat dalam kuil Nikko Toshogu di Nikko, yang berasal dari abad ke-17.    

Dengan demikian, Bird Box terlihat menjadi representasi see no evil. Sedangkan, A Quiet Place menggambarkan speak no evil. Mungkin tak butuh lama hingga akhirnya Hollywood menghadirkan film bertema hear no evil.

Ancaman eksistensi di dunia maya

Tak lama setelah menonton Bird Box, cobalah untuk menjelajahi dunia maya, terutama berbagai media sosial yang kita ikuti. Saat itu, kita akan melihat betapa "kacaunya" dunia.

Banyak orang yang seperti tak memiliki empati. Kabar bohong atau hoaks dengan mudahnya tersebar tanpa proses verifikasi. Fitnah pun dapat tersebar tanpa jelas arah.

Kondisi ini diperparah dengan polaritas masyarakat yang terbelah akibat pilihan politik, terutama sejak Pemilu Presiden 2014.

Anehnya, tingkah satu kubu seperti menjadi cermin yang juga dilakukan kubu pesaingnya. Misalnya, jika kubu A membawa isu politik agama, maka kubu B juga melakukannya.

Bahkan perang tagar menjijikkan juga terlihat di Twitter, dengan isu yang mempertanyakan kemampuan baca kitab suci para capres atau capres A atau B shalat Jumat di mana.

Sedangkan, tak pernah ada adu gagasan atau membedah visi dan misi secara substansi, yang bisa jadi memang tak dimiliki kedua kubu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com