JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menyarankan para Pimpinan KPK saat ini tak banyak mengeluarkan pernyataan publik.
Menurut Antasari, banyaknya pernyataan publik tersebut menstimulus teror kepada para Pimpinan KPK.
"Makanya, saya menyarankan kepada yang sekarang, jangan mudah mengeluarkan statement, akan ada... akan ada..., itu mereka bergerak duluan," kata Antasari saat ditemui saat perayaan HUT PDI-P Ke-46 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Baca juga: Menkumham: Teror kepada Pimpinan KPK Tak Layak Terjadi di Negara Hukum
Ia menambahkan, pelaku teror selalu memantau gerak-gerik korbannya terlebih dahulu sebelum beraksi. Hal itu termasuk setiap pernyataan yang disampaikan Pimpinan KPK.
Ia pun meminta Pimpinan KPK melindungi segenap jajarannya dari aksi teror sebab dimungkinkan teror juga menyasar ke pegawai KPK.
"Ya tentunya kalau Pimpinan KPK sekarang, untuk menjaga jajarannya, menjaga komisionernya, anak buahnya, institusinya," kata Antasari.
"Perlindungan fisik maupun nonfisik, Pimpinan KPK harus koordinasi terus dengan aparat keamanan, polisi, harus," lanjut dia.
Baca juga: Soal Teror ke Rumah Pimpinan KPK, Kapolri Bilang Ada Petunjuk Menarik
Diberitakan sebelumnya, dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yaitu Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, mendapatkan teror bom pada hari yang sama, Rabu (9/1/2019).
Rumah Ketua KPK Agus yang berada di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, mendapat teror berupa benda mirip bom paralon yang disangkutkan ke pagar rumah pada pukul 05.30 WIB.
Sementara rumah Wakil Ketua KPK Laode yang berada di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, dilempar dua bom molotov pada Rabu dini hari.