JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menjelaskan, mekanisme debat kali ini berbeda dengan debat pada pemilu sebelumnya.
Dia mengatakan, alur debat akan lebih terasa dengan mekanisme yang baru ini.
"Publik mengatakan ini akan seperti guyonan, tidak!" ujar Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
"Debat ini akan sedikit berbeda dengan yang dulu. Sekarang debatnya jauh lebih terasa alur debatnya," tambah dia.
Alasannya, perdebatan antara dua calon presiden dan wakil presiden sudah dilakukan sejak segmen awal.
Baca juga: Debat Capres Diharapkan Angkat Isu Perlindungan Hak Kelompok Minoritas
Ada enam segmen dalam debat ini. Segmen pertama akan diisi penyampaian visi misi capres dan cawapres.
Pada segmen dua dan tiga, kandidat akan menjawab pertanyaan yang dibuat panelis. Arief mengatakan, pertanyaan yang dibuat panelis itu bisa ditanggapi oleh kandidat.
"Jadi pertanyaan itu disampaikan moderator, terus kandidat yang ditanya akan menjawab. Nanti kandidat yang tidak ditanya bisa memberi tanggapan atas jawaban kandidat lawannya," ujar Arief.
Baca juga: KPU Siapkan Tempat Nobar untuk Pendukung 2 Paslon di Luar Ruang Debat
Demikian pula pada segmen keempat dan kelima. Pada dua segmen ini, dua kandidat akan saling melempar pertanyaan. Mereka bisa menanggapi jawaban dari kandidat lainnya.
"Jadi ini berbeda. Kalau dulu, debat pada bagian segmen akhir ini saja. Kalau sekarang justru sejak awal sudah terjadi alur debat itu," kata dia.
Debat pertama rencananya digelar pada 17 Januari 2019. Pesertanya adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Tema yang diangkat yaitu hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.