Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-dugaan Teror Pimpinan, Jajaran KPK Tetap Beraktivitas seperti Biasa

Kompas.com - 09/01/2019, 20:45 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, dugaan teror di rumah dua komisionernya tak memengaruhi kinerja KPK. Seluruh jajaran di KPK tetap beraktivitas seperti biasa.

"KPK melakukan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dan juga kami melakukan kegiatan penindakan dan pencegahan seperti sesuai dengan jadwal dan perencanaan yang dilakukan," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

"Pemeriksaan masih kami lakukan untuk berbagai kasus, seperti pemeriksaan saksi atau tersangka," sambungnya.

Baca juga: Polisi Akan Beri Pengamanan Berlapis untuk Pimpinan KPK

Bahkan, kata Febri, Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif juga tak mengeluhkan dugaan teror yang dialaminya.

"Keluhan juga tidak ada dan pimpinan juga ke kantor seperti halnya penugasan selama ini, sesuai dengan agenda yang sudah dibicarakan sebelumnya," ungkapnya.

Febri mencontohkan, pimpinan ada yang menjadi narasumber diskusi, menerima tamu dari kedutaan besar sejumlah negara hingga mengikuti diskusi terkait penelitian dan pengembangan.

"(Aktivitas) yang agak berbeda adalah koordinasi yang kami lakukan dengan pihak Polri tadi pagi," ujarnya.

Baca juga: Polisi: Dua Bom Molotov Dilemparkan ke Rumah Wakil Ketua KPK
Kepolisian, kata dia, telah menemui Agus dan Laode untuk meminta keterangan terkait apa saja yang mereka ketahui tentang dua peristiwa tersebut.

KPK juga berkoordinasi dengan Polri terkait kebutuhan peningkatan pengamanan. Kemudian, KPK secara internal membahas mitigasi risiko keamanan.

"Yang pasti pengamanan koordinasi dilakukan dengan Polri, kalau dibutuhkan pengamanan tambahan, misalnya, untuk para pimpinan KPK yang 5 orang atau pengamanan yang lain sesuai dengan kebutuhan," kata Febri.

"Kalau standar keamanan (internal) itu pasti ada, namun kalau ada peristiwa tertentu kita bahas melalui mekanisme mitigasi risiko keamanan, jadi risiko-risikonya ditetapkan dan akan ada dilakukan jika dibutuhkan tindakan-tindakan tertentu," sambungnya.

Ia mengatakan, penanganan kasus dugaan teror di rumah dua pimpinan KPK diserahkan sepenuhnya ke Polri.

Febri tak ingin menanggapi lebih lanjut saat ditanya kronologi dua peristiwa itu terjadi di rumah dua pimpinan tersebut.

Ia juga enggan menanggapi apakah dugaan teror ini berkaitan dengan kasus-kasus yang ditangani KPK.

"Fakta-faktanya perlu ditemukan dulu oleh tim dari Polri. baru kemudian dari fakta itu dilihat apakah keterkaitannya, motifnya, dan lain-lain," kata dia.

"Jadi lebih baik kita tunggu penegak hukum bekerja lebih dahulu agar infonya bisa lebih mempunyai dasar dan lebih substansial prosesnya," sambungnya.

Seperti diketahui, dugaan teror terjadi di rumah Agus dan Laode.

Pertama, benda mencurigakan yang diduga menyerupai bom ditemukan di depan rumah Agus di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi.

Kedua, serangan bom molotov terjadi di rumah Laode di Jalan Kalibata Selatan nomor 42, Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com