Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Kisi-kisi Debat Untungkan Prabowo yang Sering "Offside"

Kompas.com - 07/01/2019, 20:33 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI-P Charles Honoris menilai, keputusan Komisi Pemilihan Umum KPU) memberikan daftar pertanyaan sebelum debat pilpres menguntungkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebab, selama ini, pasangan calon presiden nomor urut 02 itu kerap offside atau salah dalam menyampaikan pernyataan.

"Jadi, daftar pertanyaan dari KPU ini supaya Prabowo tidak lagi menyebut Haiti ada di Afrika, dan tidak lagi asal ngomong bahwa selang cuci darah di RSCM dipakai untuk 40 orang," kata Charles dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/1/2019).

Baca juga: Ketua KPU Sebutkan Kisi-kisi Materi Debat Pilpres 2019

"Juga agar Sandiaga bisa mengingat lagi utang-utangnya saat membangun Tol Cipali, sehingga dia tidak (pura-pura) lupa saat bicara ke publik," tambahnya.

Charles tak habis pikir apabila kesalahan seperti itu tersampaikan dalam Debat Capres-Cawapres hanya karena Prabowo-Sandi tidak dikasih daftar pertanyaan sebelumnya. Menurut dia, hal itu jelas akan merugikan publik.

"Sebab, publik berhak atas informasi yang benar, bukan informasi ngawur tanpa data, apalagi hoaks," kata Anggota Komisi I DPR ini.

Baca juga: Soal Pertanyaan Debat, KPU Merasa Dipukuli Banyak Orang

Sementara untuk Jokowi, menurut Charles, debat bukanlah hal sulit. Ia meyakini capres petahana itu bisa menjalani sesi debat dengan atau tanpa daftar pertanyaan sebelumnya.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris.Fabian Januarius Kuwado Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris.

"Sebab, Pak Jokowi sudah kenyang pengalamanan dalam memimpin pemerintahan. Mulai dari walikota, gubernur di ibukota negara, sampai jadi presiden sekarang ini. Pak Jokowi tinggal bercerita saja tentang kesuksesan pemerintahan dan prestasi yang telah dia buat selama ini," kata dia.

Sebaliknya, bagi Prabowo, ia meyakini debat akan terasa sulit karena mantan Danjen Kopassus itu tidak punya pengalaman dalam pemerintahan.

Baca juga: Ketua KPU Sebut Daftar Pertanyaan Debat Pilpres Itu Bukan Bocoran

Belum lagi, kata dia, Prabowo harus menutupi rekam jejak masa lalunya yang kelam saat mertuanya, Presiden ke-2 RI Soeharto, berkuasa.

Terakhir, Charles mengingatkan bahwa keputusan KPU terkait pemberitahuan daftar pertanyaan debat ini tidak bisa dibuat tanpa kesepakatan dari kedua Timses.

Bahkan, ia mendengar informasi bahwa kubu Prabowo-lah yang pertama kali meminta kisi-kisi diberikan.

"Jadi kalau mau protes silakan protes ke Timses yang menyetujui, bukan berkoar-koar di media sosial dengan ujaran-ujaran kebohongan baru," kata dia.

Baca juga: Timses Prabowo-Sandiaga: Pertanyaan Debat Tak Perlu Dibocorkan, supaya Ada Surprise

KPU sebelumnya menetapkan dua model lontaran pertanyaan dalam debat pertama Pilpres 2019. Dua model itu, adalah model pertanyaan terbuka dan tertutup.

Model terbuka artinya, pertanyaan sudah lebih dulu diserahkan ke peserta sebelum penyelenggaraan debat. Model ini memberi kesempatan bagi peserta debat untuk mendalami pertanyaan dan menyiapkan jawaban.

Namun, dari seluruh pertanyaan yang disusun, hanya ada beberapa pertanyaan yang akan dimunculkan dalam debat. Peserta debat sendiri tidak akan diberi tahu pertanyaan yang benar-benar akan muncul.

Baca juga: Panelis Serahkan Daftar Pertanyaan Debat Capres ke KPU

Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi meminta tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelaskan metode debat pilpres ke sesama tim kampanye dan partai koalisi.

Hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban tim kampanye atas kesepakatan mereka dengan KPU mengenai metode debat.

Menurut Pramono, diberikannya pertanyaan ke pasangan calon sebelum debat digelar merupakan keputusan KPU bersama tim kampanye. Tetapi, saat ini hanya KPU yang dikritik atas metode tersebut.

"Jangan membebankan itu semua ke KPU, KPU yang dipukuli banyak orang kita nggak bertanggung jawab, nggak gitu dong," kata Pramono di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Kompas TV Badan pemenangan nasional Prabowo-Sandi menilai kedua pasangan capres-cawapres akan kehilangan spontanitas saat debat publik karena KPU sudah mengirimkan daftar 20 pertanyaan satu pekan sebelum debat. Menurut juru bicara Prabowo-Sandi, Andre Rosiade dengan sudah diketahuinya pertanyaan oleh panelis itu akan mengurangi orisinalitas jawaban para kandidat karena sudah disimulasikan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com