Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Akuisisi Saham Freeport agar Tidak Bebani Negara

Kompas.com - 23/12/2018, 16:28 WIB
Devina Halim,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, mengingatkan agar akuisisi 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia oleh Pemerintah Indonesia tidak menambah beban negara tetapi sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.

"Saya melihat bahwa tentunya upaya pemerintah membeli 51 persen saham Freeport ini perlu kita pastikan bahwa hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," ujar Sandi saat ditemui di Rumah Djoeang, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2018).

Pemerintah Indonesia telah mengambil alih 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui PT Inalum. Kabar itu disampaikan Presiden Joko Widodo, pada Jumat kemarin.

Sandiaga menilai, selama ini Freeport Indonesia belum dapat menyejahterakan masyarakat Papua maupun seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, dia berharap, penguasaan yang dilakukan pemerintah dapat menciptakan peluang yang lebih luas bagi rakyat Indonesia.

Baca juga: Tim Jokowi: Penguasaan 51 Persen Saham Freeport adalah Kemerdekaan Jilid 2

Menurut Sandiaga, kesejahteraan rakyat terjadi ketika negara memberi rakyatnya peluang, di mana salah satunya berupa peluang pekerjaan.

"Harapan kami ini bisa membuka peluang, bukan hanya peluang lapangan kerja, tapi peluang usaha bagi bangsa Indonesia untuk memastikan bahwa putra-putri terbaik kita mendapatkan kesempatan di Freeport," kata dia.

Terkait Pemerintah Provinsi Papua yang akan mendapatkan 10 persen dari total kepemilikan saham Indonesia di PTFI, Sandiagakan mengemukakan, sejumlah orang berpendapat jumlah tersebut menguntungkan pemda. Namun, ada pula yang berpandangan bahwa jumlah tersebut tidak menguntungkan.

Karena itu, Sandi kembali mengingatkan bahwa pengelolaannya harus dapat menyejahterakan masyarakat.

Indonesia resmi memiliki 51 persen saham PTFI setelah melunasi pembelian saham sebesar 3,85 miliar dollar AS atau setara Rp 55,44 triliun. Inalum pun membentuk struktur agar Pemda Papua dapat menerima dividen yang efisien dan mempunyai potensi tetap mendapatkan pendapatan atas kepemilikan secara tidak langsung di PTFI.

Dari 51,2 persen saham PTFI yang dimiliki Indonesia, Inalum akan secara langsung memiliki saham PTFI sebesar 26,2 persen. Sementara 25 persen saham akan dimiliki oleh PT Indocopper Investama (PTII) yang sudah berganti nama menjadi PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM).

Baca juga: Inalum: Tak Ada Aset yang Digadaikan untuk Beli Freeport

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com