Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2018, 19:47 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencoret 2.101 nama pemilih yang meninggal dunia di wilayah terdampak bencana di Sulawesi Tengah.

Nama pemilih yang dicoret, sebelumnya sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.

"Hasil rapat dengan jajaran pemerintahan dan unsur masyarakat di kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, ada 2.010 warga meninggal dan akan kami hapus dari DPT," kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Pascabencana, Pertumbuhan Ekonomi Sulteng Diprediksi Positif

Jumlah tersebut merupakan hasil pemutakhiran. Pada pertengahan bulan lalu, KPU mencoret sekitar 1000 nama pemilih di wilayah terdampak bencana Sulteng yang meninggal dunia.

Dalam mencoret nama pemilih, lembaga penyelenggara pemilu itu mengacu kepada catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) serta kantor desa/kelurahan setempat.

Selain korban meninggal, Viryan menyebut ada kurang lebih 133 ribu korban gempa dan tsunami yang mengungsi ke luar wilayah Sulteng, dalam rentang waktu tiga minggu pascagempa. Mereka yang mengungsi, berpotensi masuk ke dalam daftar pemilih tambahan (DPTb). 

Baca juga: KPU Coret Nama Pemilih di Sulteng yang Diyakini Tewas karena Gempa

Penetapan DPTb sendiri dilakukan usai penetapan DPThp II.

Lebih lanjut, Viryan mengatakan, proses pemutakhiran data pemilih di Sulteng sudah rampung. KPU siap menetapkan DPThp II pada 15 Desember mendatang.

"Provinsi Sulteng menjadi salah satu provinsi yang sudah menyelesaikan DPT di tingkat provinsi, dan di tiga daerah itu (Palu, Sigi, Donggala) juga sudah ditetapkan DPTHP 2. Jadi untuk Sulteng sudah selesai," tegasnya.

Baca juga: 25.000 Debitur Korban Gempa Sulteng Tuntut Penghapusan Utang

KPU sejauh ini sudah menetapkan DPT Pemilu 2019 sebanyak dua kali. Penetapan pertama dilakukan 5 September 2018 dengan data 185.732.093 pemilih. Namun, dari jumlah tersebut, disinyalir masih terdapat data pemilih ganda.

Sehingga, disepakati penyempurnaan DPT selama 10 hari untuk membersihkan data ganda, yaitu hingga 16 September 2018. Pada tanggal tersebut, jumlah DPT berkurang menjadi 185.084.629 pemilih.

Namun demikian, dalam waktu tersebut ternyata data ganda masih belum sepenuhnya dibersihkan, sehingga disepakati untuk kembali dilakukan penyempurnaan DPT selama kurun waktu 60 hari, yaitu hingga 15 November 2018.

Baca juga: Napi di Sulteng yang Kembali ke Lapas Pasca-gempa akan Dapat Remisi

Hingga Kamis (15/11/2018) KPU menghimpun data pemilih sementara berjumlah 189.144.900 pemilih.

Data itu dihimpun dari 34 provinsi, yaitu 28 provinsi menggunakan data hasil pemutakhiran pasca DPT hasil perbaikan I dan 6 provinsi lainnya menggunakan data existing (data lama hasil DPT hasil perbaikan I).

Lantaran masih ada KPU provinsi yang masih belum selesai melakukan pemutakhiran, maka dilakukan perpanjangan waktu 30 hari, atau 15 Desember 2018, untuk proses penyempurnaan.

Kompas TV Polisi menggelar apel gelar Pasukan Aman Nusa II dalam rangka mempersiapkan tanggap bencana, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ini merupakan apel gelar pasukan kedua, yang diadakan di tahun 2018. Beberapa peristiwa bencana besar yang terjadi sepanjang tahun, seperti gempa Lombok, gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, serta jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP membuat polisi melakukan evaluasi operasi pasukan khusus tanggap bencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

KPU Ubah Format Debat Capres-Cawapres, Setara Institute: Kemunduran dan Rugikan Pemilih

KPU Ubah Format Debat Capres-Cawapres, Setara Institute: Kemunduran dan Rugikan Pemilih

Nasional
Jawab Agus Rahardjo, Jokowi: Untuk Kepentingan Apa Kasus Setya Novanto Diramaikan?

Jawab Agus Rahardjo, Jokowi: Untuk Kepentingan Apa Kasus Setya Novanto Diramaikan?

Nasional
Jokowi Sampaikan Belasungkawa kepada Keluarga Doni Monardo

Jokowi Sampaikan Belasungkawa kepada Keluarga Doni Monardo

Nasional
Prabowo dan Panglima TNI Ikuti Prosesi Shalat Jenazah Doni Monardo di Markas Kopassus

Prabowo dan Panglima TNI Ikuti Prosesi Shalat Jenazah Doni Monardo di Markas Kopassus

Nasional
Soal Pertemuan dengan Agus Rahardjo, Jokowi: Saya Suruh Cek di Setneg Enggak Ada

Soal Pertemuan dengan Agus Rahardjo, Jokowi: Saya Suruh Cek di Setneg Enggak Ada

Nasional
Wamenkumham Eddy Hiariej Penuhi Panggilan KPK

Wamenkumham Eddy Hiariej Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Jenazah Doni Monardo Tiba di Mako Kopassus, Prabowo-Wiranto Hadir Melayat

Jenazah Doni Monardo Tiba di Mako Kopassus, Prabowo-Wiranto Hadir Melayat

Nasional
Pesan Atikoh ke Ganjar Saat Debat Capres: Yang Penting Tampil Jujur dari Hati

Pesan Atikoh ke Ganjar Saat Debat Capres: Yang Penting Tampil Jujur dari Hati

Nasional
Cak Imin Ingin Perbanyak Pabrik Gula untuk Kurangi Ketergantungan Impor

Cak Imin Ingin Perbanyak Pabrik Gula untuk Kurangi Ketergantungan Impor

Nasional
Masa Depan Demokrasi Dunia Merujuk Pemilu 2024 di AS, India, dan Indonesia

Masa Depan Demokrasi Dunia Merujuk Pemilu 2024 di AS, India, dan Indonesia

Nasional
Ganjar Klaim Bakal Tindak Pengusaha Tambang yang Ambil Lahan Tani

Ganjar Klaim Bakal Tindak Pengusaha Tambang yang Ambil Lahan Tani

Nasional
Beda dengan Gibran, Cak Imin Anggap Kenaikan Harga Akhir Tahun Bukan Hal Biasa

Beda dengan Gibran, Cak Imin Anggap Kenaikan Harga Akhir Tahun Bukan Hal Biasa

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Angkat Bicara Usai Limbad Dikenalkan sebagai Pendukung Prabowo

TPN Ganjar-Mahfud Angkat Bicara Usai Limbad Dikenalkan sebagai Pendukung Prabowo

Nasional
Jenazah Doni Monardo Diberangkatkan ke Mako Kopassus Cijantung

Jenazah Doni Monardo Diberangkatkan ke Mako Kopassus Cijantung

Nasional
Melayat Doni Monardo, Muhadjir: Selama Menangani Covid-19 Beliau Tak Pernah Pulang

Melayat Doni Monardo, Muhadjir: Selama Menangani Covid-19 Beliau Tak Pernah Pulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com