Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Jokowi, PPNI Minta Perawat di Desa Dibiayai Dana Desa

Kompas.com - 04/12/2018, 17:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meminta Presiden Joko Widodo mendorong ketersediaan perawat di penjuru Indonesia sekaligus peningkatan kompetensi mereka.

"Baik dari sisi jumlah, kompetensi dan sebaran di seluruh Indonesia, kami mengusulkan agar perlu ditingkatkan," ujar Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Jokowi Bertemu Persatuan Perawat se-Indonesia, kecuali Maluku Utara

Bahkan, PPNI mengusulkan agar perawat ditempatkan di tingkat desa. Penempatan sekaligus peningkatan kompetensi mereka pun diusulkan untuk menggunakan dana desa.

"Dalam melaksanakan dan menyukseskan program unggulan pemerintah, kami mengusulkan adanya kebijakan penempatan perawat di desa dan kelurahan. Untuk mendukung itu, kami pahami ada juga instrumen lain, yaitu dana desa yang dapat dialokasikan untuk mendukung kegiatan penempatan perawat di desa itu," ujar Harif.

Dengan demikian, Harif yakin program pemerintah untuk mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.

Baca juga: Perawat Harus Menipu Ibu Panda bila Lahirkan Bayi Kembar, untuk Apa?

 

Selain itu, lanjut Harif, PPNI juga mengusulkan dibentuknya struktur keperawatan di tingkat Kementerian Kesehatan. Peran mereka, berkontribusi dalam menentukan kebijakan strategis di dunia keperawatan.

Harif mengatakan, unsur keperawatan sempat ditempatkan di Kemenkes. Namun, program itu dihentikan.

"Oleh sebab itu, kami mengusulkan kebijakan itu dihidupkan lagi, meminta juga supaya cepat terkoordinasi dengan baik sehingga kami memerlukan suatu struktur yang dahulu itu pernah ada," ujar Harif.

Baca juga: Seleksi CPNS di Bangka Belitung Dibuka, Butuh Guru, Dokter dan Perawat

 

Pertemuan dilangsungkan di meja oval. Presiden Jokowi tampak mengenakan kemeja batik. Sementara pengurus PPNI mengenakan kemeja dilapis jas merah marun, seragam PPNI.

Presiden didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Menteri Sekretariat Negara Pratikno. Adapun, PPNI membawa struktur se-Indonesia, kecuali Provinsi Maluku Utara yang berhalangan hadir karena alasan teknis.

Kompas TV Motif pembunuhan seorang perawat gigi di Kabupaten Sampang, Jawa Timur terungkap. Korban diduga ditembak hingga tewas karena masalah status soal Pilpres 2019 di media sosial. Pelaku penembakan ditangkap Tim Reskrim Polres Sampang, Jawa Timur di kediamannya di Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur. Kepada polisi pelaku mengaku kesal dengan unggahan korban yang juga anggota panitia pemungutan suara atau PPS soal Pilpres 2019. Dari tangan pelaku polisi menyita pistol rakitan yang digunakan untuk menembak korban. Polisi juga menyita sepeda motor yang digunakan korban saat bertemu dengan pelaku.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com