Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Coret Nama Pemilih di Sulteng yang Diyakini Tewas karena Gempa

Kompas.com - 03/12/2018, 16:51 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisiner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis menyebut, pihaknya mulai melakukan penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terdampak bencana.

Viryan mengatakan, jika menemukan data penduduk yang diyakini sudah meninggal dunia akibat bencana, maka KPU akan langsung mencoret nama tersebut dari DPT Pemilu 2019.

"Yang dihapus adalah pemilih yang sudah diyakini meninggal," kata Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2018).

Penghapusan data penduduk itu dilakukan dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama, berdasar akta kematian yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

Berdasar data yang dihimpun, ada kurang lebih 2000 orang yang meninggal akibat bencana Sulteng.

Dari jumlah tersebut, sekitar 1000 korban sudah didata oleh Disdukcapil.

"Bisa dipastikan, kurang lebih 1000 (orang) akan dihapus dari daftar pemilih," ujar Viryan.

Pendekatan kedua, berdasar surat keterangan kematian yang dikeluarkan desa/kelurahan.

Mengacu pada surat keterangan itu, KPU juga dimungkinkan menghapus nama yang menjadi rujukan.

Viryan menambahkan, akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Jumat (28/9/2018), banyak penduduk yang dinyatakan hilang.

Penduduk hilang dalam pandangan KPU, bisa berarti menjadi korban meninggal yang tidak ditemukan saat proses evakuasi, atau berpindah ke daerah lain di luar tiga wilayah tersebut

"Untuk yang kategori hilang, ini pada kondisi sekarang masih dinyatakan hilang, ini belum dihapus. Yang dihapus adalah pemilih yang sudah diyakini meninggal," ujar dia.

Diharapkan, proses penyempurnaan data akan selesai pada pertengahan bulan ini, sesuai dengan rencana penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) hasil perbaikan II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com