Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN Prabowo-Sandiaga Sebut Tren Korupsi di Era Jokowi Menyedihkan

Kompas.com - 01/12/2018, 14:25 WIB
Kristian Erdianto,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menilai perilaku penyelenggara negara terkait korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo memburuk.

Berdasarkan data yang ia miliki, jumlah pejabat publik yang terjerat kasus korupsi dalam empat tahun terakhir lebih banyak jika dibandingkan pada periode 10 tahun pemerintahan sebelumnya.

Sudirman mengungkapkan, selama 15 tahun terdapat 600 pejabat publik terjerat kasus korupsi. Sebanyak 302 orang di antaranya terkait kasus korupsi yang terjadi pada empat tahun terakhir.

"Saya punya data dari 600 pejabat publik yang terkena urusan korupsi itu 302 di antaranya terjadi di empat tahun terakhir. Ini satu tren yang sangat menyedihkan," ujar Sudirman seusai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).

Baca juga: Kata Ketua KPK soal Pidato Prabowo yang Sebut Korupsi Indonesia Stadium 4

Selain itu, lanjut Sudirman, jumlah kepala daerah yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga lebih banyak.

Dari 91 kepala daerah yang ditangkap KPK, 46 orang di antaranya merupakan pejabat di era pemerintahan Presiden Jokowi.

"10 tahun (periode sebelumnya) yang lalu hanya 45 (kepala daerah). Jadi ini proses pemburukan," kata Sudirman.

Ia pun menyinggung sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara yang terjerat kasus korupsi.

Baca juga: Pernyataan Prabowo soal Korupsi Disebut Tak Sesuai Sikap Partai, Ini Kata Sekjen Gerindra

Catatan Kompas.com, setidaknya ada empat pimpinan lembaga tinggi negara yang terlibat kasus, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar, mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, mantan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.

"Betul bahwa presiden itu eksekutif tetapi kan dia punya fungsi kepala negara dan pasti bisa mewarnai MK bisa dipimpin oleh orang seperti apa, MA dipimpin oleh orang seperti apa, DPR dipimpin oleh orang seperti apa," ucapnya.

Sudirman berpendapat, memburuknya praktik korupsi terjadi karena ada kecenderungan melemahnya fungsi kontrol sosial.

Di sisi lain ia juga melihat lemahnya sistem pengawasan oleh pemerintah.

"Saya katakan bahwa sekarang ini sedang ada kecenderungan pelemahan sistem kontrol dan check and balance," ujar calon anggota legislatif dari Partai Gerindra itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com