JAKARTA, KOMPAS.com - Program bersama PBB untuk penanganan AIDS (UNAIDS) akan "menggandeng" pemuka agama di Indonesia untuk mengedukasi masyarakat perihal HIV/AIDS.
Direktur UNAIDS untuk Indonesia Tina Boonto mengatakan, organisasi berbasis keyakinan dan pemimpinnya memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Indonesia.
"Kalau kita lihat di Indonesia atau Asia Pasifik, faith-based organization ini, religious leaders masih penting sekali. Jadi mungkin hanya setelah media sosial sekarang, mereka masih banyak influence," jelasnya saat konferensi pers di Kantor LBH Masyarakat, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).
Baca juga: UNAIDS: Petugas Kesehatan, Media, dan Keluarga Turut Mendiskriminasi Pengidap HIV
Ia pun berharap para pemuka agama dapat memberikan informasi berbasis fakta ilmiah soal penyakit tersebut.
UNAIDS ingin mematahkan stigma dan mitos-mitos soal HIV/AIDS, yang selama ini masih menjadi kendala utama penanganan kasus tersebut.
"Kita harus cari (pemuka agama) yang punya pengetahuan bahwa HIV itu tidak bisa menular lewat sentuhan atau udara, dan juga yang cukup paham soal HIV supaya mereka bisa meng-counter (informasi yang salah)," jelas Tina.
Baca juga: UNAIDS: Masih Banyak Mitos soal HIV dan Masyarakat Indonesia Percaya
Tak hanya itu, UNAIDS juga memanfaatkan media sosial untuk membangun kesadaran masyarakat terkait penyakit maupun mereka yang terinfeksi virus tersebut.
"Kita punya informasi yang singkat supaya masyarakat umum bisa tahu soal HIV yang gampang, jadi mereka dapat informasi yang benar," jelas dia.
Baca juga: Mayoritas Pengidap HIV Ada di DKI Jakarta, Jatim, dan Papua
Tina mengatakan, pihaknya juga sedang membuat chatbot di aplikasi pesan singkat "LINE". Lewat jalur yang lebih personal seperti chatting, diharapkan publik lebih tergerak dan merasa nyaman saat mencari informasi.
"Mungkin kalau ada yang masih takut, tapi kalau ada aplikasi di mana orang bisa anonim, nanya referensi, jadi mereka bisa dapat informasi secara aman dan mudah-mudahan pakai info itu untuk mencari layanan yang friendly dan terpercaya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.