JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, Polri terus melaksanakan penjagaan di pos-pos perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersinggungan dengan negara lain.
Perbatasan wilayah NKRI merupakan pintu keluar dan masuk orang serta barang dari luar negeri ke Indonesia.
Hal itu dikatakan Dedi saat ditanyakan mengenai langkah yang dilakukan Polri untuk mencegah potensi penyelundupan narkoba masuk ke Indonesia.
“Polri meningkatkan giat patroli-patroli di perairan dan perbatasan yang memiliki potensi rawan penyelundupan narkoba, seperti daerah perairan Riau, Aceh, Kalimantan,” kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2018).
Baca juga: Fakta-fakta Penyelundupan Narkoba Jaringan Taiwan ke Indonesia
Dedi menuturkan, perihal kejahatan narkoba polisi terus memperkuat pintu masuk dan pintu keluar orang maupun barang dari luar negeri masuk ke Indonesia.
Selain itu, tambah Dedi, Kepolisian juga memperkuat sumber daya Polri dengan bekerja sama aparat TNI untuk melakukan pemantauan di wilayah perbatasan NKRI.
Menurut Dedi, wilayah perbatasan, baik di laut maupun darat menjadi perhatian dan fokus dari Kepolisian.
“Wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur merupakan daerah yang kita anggap merah terhadap penyelundupan narkoba. Khusus untu laut yaitu wilayah Aceh, Riau, Kepulauan Riau juga memiliki wilayah merah rawan terhadap penyelundupan narkoba,” tutur Dedi.
Kepolisian, tambah Dedi, juga melakukan pemantauan di pelabuhan-pelabuhan kecil untuk mencegah tindakan penyelundupan narkoba ke Indonesia.
“Penyelundupan narkotika kenapa lewat laut? Karena tidak bisa diamankan dangan panjang mulai dari Sabang sampai ke Merauke maupun pelabuhan-pelabuhan tikus kecil kita pantau terus bersama TNI, Imigrasi, dan Bea Cukai,” kata Dedi.
Diberitakan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri telah menggagalkan penyelundupan 31,6 kilogram sabu dari Malaysia ke Indonesia. Sabu itu hendak dikirim ke Jakarta dari Pekanbaru, menggunakan truk.
“Setelah sampai di darat kita ikutin, begitu sampai di wilayah Lampung kita sudah harus dilakukan eksekusi. Kalau kita diamkan takut hilang atau pun melarikan diri oleh tim kita lakukan penangkapan,” Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen (Pol) Eko Daniyanto saat konferensi pers di Kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Senin (26/11/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.