Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Maaf Prabowo-Sandiaga yang Disoal Tim Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 15/11/2018, 09:03 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno meminta maaf mengenai insiden dirinya yang melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri. Video mengenai hal tersebut viral di media sosial beberapa waktu lalu.

"Pertama-tama, ya tentunya permohonannya maaf. Manusia itu pasti ada khilaf. Saya hampir tiap hari ziarah ke kubur dan selalu ada pemandunya. Tadi saya ziarah kubur juga ada pemandunya. Dan tanpa mau menyalahkan siapa-siapa, saya harus berani mengambil risiko bahwa ini kesalahan dari saya," ujar Sandiaga di Pekanbaru, Riau, Senin (12/11/2018).

Permintaan maaf ini bukan yang pertama kali dilontarkan pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebelum Sandiaga terseret kasus melangkahi makam, Prabowo juga sudah dua kali meminta maaf.

Baca juga: Sandiaga Minta Maaf soal Langkahi Makam Pendiri NU

Permintaan maaf pertama Prabowo adalah ketika aktivis Ratna Sarumpaet mengaku berbohong soal memar di wajahnya. Prabowo meminta maaf karena ikut menyebarkan kabar yang tidak benar itu.

Prabowo mengaku tergesa-gesa dalam menyikapi dan merasa telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya.

Permintaan maaf kedua adalah soal polemik tampang Boyolali. Prabowo meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan ucapannya itu.

Disindir Tim Jokowi-Ma'ruf

Rangkaian permintaan maaf itu menjadi sorotan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, mengingat, setidaknya sudah tiga kali Prabowo-Sandiaga menyampaikan permintaan maaf.

"Dalam masa kampanye yang berlangsung sekitar satu setengah bulan, Pak Prabowo dan Pak Sandi sudah tiga kali melakukan kesalahan fatal dan berujung dengan minta maaf," ujar Raja ketika dihubungi, Rabu (14/11/2018).

Raja mengatakan, masyarakat mungkin saja memaafkan Prabowo dan Sandiaga. Namun, masyarakat tidak akan lupa.

Baca juga: Tim Jokowi-Maruf: Satu Setengah Bulan Kampanye, Prabowo-Sandi Sudah 3 Kali Minta Maaf

Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, berpendapat, hal itu menandakan Prabowo-Sandiaga tidak bersikap hati-hati sebelum melakukan sesuatu. Dia menilai sikap itu tidak mencerminkan seorang pemimpin.

"Pemimpin itu visioner, pemimpin itu melayani, pemimpin itu desainer, pemimpin itu punya tanggung jawab, pemimpin itu tidak grusa-grusu, tidak sebentar-sebentar minta maaf," ujar Hasto.

Dinilai sportif

Sementara itu, juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid, memiliki pandangan berbeda. Dia berpendapat permintaan maaf Prabowo Subianto- Sandiaga Uno merupakan bentuk sikap sportif.

Prabowo-Sandiaga tidak segan meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahan yang diperbuat.

Sodik mengatakan, hal ini berbeda dengan sikap Joko Widodo.

"Dialah Prabowo-Sandi pemimpin sportif, tidak segan meminta maaf, dan berorientasi kepada kepentingan rakyat. Beda dengan Jokowi," ujar Sodik.

Baca juga: Prabowo-Sandiaga Pemimpin Sportif, Tak Segan Minta Maaf

Sodik menyebut Jokowi tidak memenuhi semua janji kampanye pada Pemilihan Presiden 2014. Namun, Jokowi tidak meminta maaf atas kesalahannya itu. Jokowi malah berupaya mendapatkan kekuasaan lagi dengan mengikuti Pemilihan Presiden 2019.

"Banyak bohong janji kampanye 2014, ingin maju lagi, bukan minta maaf, tapi malah mobilisasi kekuasaan, lakukan pelanggaran kampanye, berkata aneh-aneh seperti sontoloyo, genderuwo," kata Sodik.

Kompas TV Kenapa para kontestan yang berlaga di Pilpres tahun depan lebih mendepankan adu diksi dan saling serang? Apakah cara ini lebih efektif agar diingat masyarakat? Kapan mereka akan mengkampanyekan adu visi misi? Untuk membahasnya sudah hadir di studio Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Eriko Sotarduga. Kemudian ada Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi M Kholid serta pakar psikologi politik Dewi Haroen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com