Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Tomo, Pengobar Semangat Rakyat Surabaya Melawan Penjajah

Kompas.com - 10/11/2018, 11:11 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedatangan pihak Sekutu yang diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada Oktober 1945 membuat rakyat Indonesia menjadi geram.

Proklamasi Kemerdekaan yang baru saja dicetuskan pada 17 Agustus 1945 seketika mendapatkan tantangan baru.

Rakyat dari berbagai daerah bersiap menghadapi kedatangan Belanda lagi. Selain melucuti senjata Jepang dan pasukannya, pihak Sekutu memang mempunyai misi lain, yaitu menancapkan kembali kolonialisme Belanda di Indonesia.

Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan laskar rakyat dari berbagai daerah bersiaga untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.

Mereka tak mau jika kedaulatan Indonesia kembali ke tangan penjajah. Sudah lama Indoneia berada dalam belenggu penjajahan, kini saatnya berjuang dan bangkit melawan hegemoni penjajah.

Kota Surabaya dan Bung Tomo

Warga Surabaya menjadi beringas ketika tentara Sekutu mulai datang pada Oktober 1945. Barisan pemuda mulai bersatu dan merapatkan barisan. Minggu pertama Oktober 1945, Surabaya praktis menjadi pusat perlawanan bersenjata.

Semua penjara dibuka, tawanan dibebaskan dan mereka yang ditahan atas tuduhan politik dan pidana bergabung menjadi satu dalam barisan massa di dalam Kota Surabaya.

Bung Tomo tampil sebagai pimpinan yang mengobarkan semangat perlawanan, terutama bagi Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang didirikan pada September 1945.

Siaran Bung Tomo mulai melanglang ke berbagai radio di Surabaya. Buku Indonesia dalam Arus Sejarah Edisi ke-6 menjelaskan, siaran Bung Tomo selalu dibuka dengan "Allahu Akbar! Allahu Akbar!", yang berhasil menggerakan hati warga, terutama masyarakat santri di Surabaya.

Orasi penyemangat Bung Tomo dibarengi dengan Resolusi Jihad yang disuarakan Nahdlatul Ulama (NU). Resolusi Jihad yang merupakan deklarasi yang disampaikan pimpinan NU, KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menyerukan perlawanan terhadap upaya penjajahan.

Baca: Resolusi Jihad, Makna di Balik Penetapan Hari Santri Nasional

Bung Tomo dengaan "jihad radio" mampu membakar semangat warga Surabaya untuk bertempur. Bahkan, Bung Tomo mengikrarkan janji bahwa dirinya tak akan menikah sebelum Belanda terusir dari Indonesia.

Sikap itu merupakan sebuah keprihatinan yang ditunjukan pemimpin dan tanggung jawab seorang Revolusioner.

Salah paham Sekutu

Di tentara Sekutu sempat muncul kesalahpahaman fatal. Muncul kesalahan koordinasi antara Brigjen AWS Mallaby dengan Royal Air Force atau Angkatan Udara Inggris. RAF sempat menyebarkan imbauan agar senjata Jepang yang disita Indonesia harus diserahkan kepada Sekutu tanpa sepengetahuan Mallaby.

Rakyat marah dan bersiap. Pasukan TKR mulai membentuk barisan. Akibatnya, AWS Mallaby tewas dalam sebuah insiden yang menyebabkan mobilnya juga terbakar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com