Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Jokowi Temukan Dugaan Keterlibatan Anak dalam Aksi Politik

Kompas.com - 09/11/2018, 15:05 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menduga ada mobilisasi anak untuk kepentingan politik dalam Pemilihan Presiden 2019. Dugaan itu berasal dari temuan postingan di media sosial berupa foto dan video anak-anak yang melakukan aksi politik.

"Dalam catatan kami, ada beberapa bentuk eksploitasi terhadap anak," ujar Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Maruf Irfan Pulungan, di Posko Cemara, Jumat (9/11/2018).

Irfan memberi contoh dugaan mobilisasi anak sekolah berseragam Pramuka yang meneriakan yel "2019 ganti presiden". Kemudian, Irfan juga memperlihatkan video berbalas pantun yang dilakukan anak-anak di media sosial.

Menurut Irfan, pantun yang mereka bacakan bermaksud untuk menyinggung Presiden RI Joko Widodo. Irfan pun memperdengarkan video pantun sekumpulan anak itu.

"Pagi-pagi minum jamu. Jamunya rasa semangka. Bagaimana negara mau maju. Kalau Al Fatihah diganti Al Fatekah," bunyi salah satu bait pantun itu.

Baca jugaTim Jokowi: Tidak Pas Polemik "Tampang Boyolali" Dibilang Dipolitisasi

Selain itu, Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf juga menyoroti adanya orasi yang dilakukan anak-anak dalam aksi demo 211. Irfan juga memutarkan video orasi tersebut. Tampak seorang anak kecil berdiri di atas mobil komando dan berorasi di depan massa aksi.

Orasi itu juga diakhiri dengan pantun. Irfan mengatakan pantun tersebut bermuatan kampanye karena mengajak memilih pasangan calon tertentu.

"Jalan jalan ke Kelapa Dua. Jangan lupa mampir ke toko sepatu. Eh lu lu pada jangan lupa pilih nomor 02. Lupain yang nomor 01," isi orasi dalam video itu.

Terakhir, Irfan menunjukan sebuah gambar remaja laki-laki memegang foto Presiden RI Joko Widodo yang wajah sudah dicoret-coret. Anak tersebut memegang benda tajam di tangan kanannya dan diarahkan ke leher Jokowi dalam foto itu. Mata anak tersebut tampak melotot.

Baca jugaSoal Videotron, Tim Jokowi-Ma'ruf Merasa Bawaslu DKI Tak Adil

"Foto atau gambar ini memberikan kesan negatif atau memberikan pengaruh negatif karena termasuk melecehkan simbol negara," kata Irfan.

Diduga mobilisasi

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf pun menilai ada pihak yang memobilisasi anak-anak itu. Irfan mengatakan anak-anak itu tidak mungkin secara spontan melakukan hal-hal tersebut

"Ini tidak mungkin spontan. Ini pasti dimobilisasi," kata dia.

Irfan mengatakan hal semacam ini tidak boleh dilakukan karena memberi pengaruh negatif kepada anak. Dia meminta masyarakat untuk tidak melibatkan anak-anak dalam aktivitas yang berbau politik.

TKN Jokowi-Ma'ruf akan menindaklanjuti temuan ink dengan membuat laporan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Bawaslu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com