Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Ratusan Keluarga Korban Lion Air, Rusdi Kirana Menunduk dan Terdiam

Kompas.com - 05/11/2018, 15:53 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 melakukan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan, tim SAR gabungan, dan pihak Lion Air.

Dalam pertemuan itu, pemilik maskapai penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana, diminta berdiri dan menunjukkan wajahnya di hadapan ratusan keluarga korban.

Permintaan itu datang dari ayah salah satu korban bernama Pangki Pradana Sukandar, Mohamad Bambang Sukandar.

"Mohon dengan hormat kepada Rusdi Kirana untuk berdiri," kata Bambang di tengah pertemuan yang digelar di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Menanggapi permintaan itu, Rusdi Kirana lantas bediri menghadap ratusan keluarga korban. Ia hanya terdiam dan menelangkupkan tangan sebagai tanda permintaan maaf.

Kepada Rusdi, Bambang meminta supaya Lion Air diperbaiki manajemennya. Ia menegaskan supaya kejadian serupa tak terulang kembali.

Bambang kemudian melanjutkan ucapannya. Ia mempertanyakan, apakah kondisi pesawat Lion Air JT 610 pada saat bertolak dari Jakarta menuju Pangkal Pinang dalam keadaan baik atau tidak.

Sebab, ia mendengar kabar, sebelumnya pesawat mengalami masalah saat penerbangan dari Bandara Ngurah Rai, Bali, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Banten.

"Saya dapat info, benar atau tidak bahwa pesawat ini sedang trouble dari Bandara Ngurah Rai, take off sampai landing di Bandara Cengkareng, kemudian ada perbaikan. Apakah perbaikan itu sudah clear?" Ujar Bambang.

Menurut Bambang, dalam hal ini teknisi Lion Air JT 610 yang saat itu bertugas harus bertanggung jawab penuh.

Para teknisi yang diduga lalai, nantinya harus diberikan proses hukum yang patut.

"Sudah barang tentu teknisi engineer Lion harus bertanggung jawab penuh. Nyawa 100 orang lebih ini," kata Bambang dengan suara bergetar dan menitikkan air mata.

"Hukumnya mutlak bertanggung jawab karena menyatakan pesawat clear untuk take off kembali," sambungnya.

Lebih lanjut, Bambang juga meminta pihak kepolisian untuk dapat menyelesaikan proses identifikasi korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com