JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua panitia penyelenggara Asian Para Games 2018 (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari menyebut, banyak tantangan yang harus dihadapi anak muda di masa kini. Tantangan utamanya adalah fokus untuk berbuat sesuatu yang ada nilai kontribusinya terhadap bangsa.
Menurut Okto, anak muda saat ini lebih banyak sering disibukkan pada hal yang substansinya bukan bersifat membangun atau konstruktif. Padahal, anak muda Indonesia punya energi yang besar untuk berperan memajukan negara.
"Tantangannya itu fokus. Kita sering sibuk dengan sesuatu yang lain. Kalau kita enggak fokus, akhirnya salah. Kalau kita fokus ya bagus," kata Okto usai menghadiri Forum Pemuda 2018 yang digelar PDI Perjuangan di Grha Niaga Thamrin, Sabtu (27/10/2018).
"Kalau kita enggak fokus, akhirnya sibuk dengan dinamika (hidup), hoaks, infotainment. Padahal sebetulnya peran kita lebih besar kalau gunakan energi ke arah lain," sambungnya.
Okto mengatakan, sudah seharusnya anak muda merefleksikan Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.
Bahwa yang dibutuhkan dari anak muda Indonesia saat ini adalah untuk melawan negara lain, karena proses melawan bangsa sendiri sudah selesai. Anak muda, kata Okto, harus bisa membawa Indonesia sebagai bangsa pemenang.
Kontribusi anak muda Indonesia itu bisa diwujudkan dalam berbagai hal, misalnya, di bidang olahraga.
"Kalau saya sudah pilih jalannya olahraga, dan pertandingan olahraga di kancah dunia sehingga bendera merah putih bisa lebih sering berkumandang dan berkibar di negara lain," ujar Okto.
Namun demikian, Okto mengatakan, setiap anak muda punya hobi dan kesukaan dalam bidang masing-masing. Paling penting adalah, menjadi pemenang di setiap bidang yang disukai.
"Kita masing-masing ada hobi, kesukaan, jalan sendiri. Tapi kita ada kesamaan yang disumpahkan dalam Sumpah Pemuda. Kepentingan kita demi Indonesia, Indonesia mesti jadi negara pemenang," tandasnya.