Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Sementara Kerugian Bencana Sulteng Capai Rp 15,29 Triliun

Kompas.com - 26/10/2018, 17:49 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, berdasarkan data terakhir yang dirilis pada Jumat (26/10/2018), total sementara kerugian dan kerusakan akibat bencana yang melanda Sulawesi Tengah sebesar Rp 15,29 triliun.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerugian ini akibat dampak yang terjadi di empat wilayah, yaitu Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong.

"Dari Rp 15,29 triliun kerugian itu adalah Rp 2,02 triliun, sedangkan kerusakan Rp 13,27 triliun. Definisi kerusakan itu adalah nilai kerusakan stok fisik aset, sedangkan kerugian adalah arus ekonomi yang terganggu akibat bencana," ujar Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2018).

Baca juga: Guru Besar ITB: Perlu Refrofitting Bangunan Pasca-gempa Sulteng

Daerah terdampak dengan total kerugian serta kerusakan terbesar adalah Palu, dengan jumlah Rp 7,6 triliun.

Sutopo mengatakan, penyebabnya karena Palu terkena terjangan tsunami dan fenomena likuefaksi.

Selain itu, aset ekonomi di Palu juga memiliki jumlah yang lebih besar dari wilayah lain.

"Itu karena Palu menerima sapuan terjangan tsunami yang lebih parah, kemudian juga ada likuefaksi. Padahal, pusat gempanya ada di Donggala, tapi tingkat kerugian, kerusakan ekonomi yang ditimbulkan di Kota Palu lebih besar," jelas Sutopo.

"Selain itu juga aset-aset ekonomi yang ada di Palu jumlahnya lebih besar dibandingkan di Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi," lanjut dia.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 3.8 Kembali Guncang Wilayah Sulawesi Tengah

Sementara itu, jumlah kerugian dan kerusakan di Sigi sebesar Rp 4,9 triliun, Donggala Rp 2,1 triliun, dan Parigi Moutong menderita kerugian sebesar Rp 631 miliar.

Sutopo mengatakan, jumlah tersebut masih bersifat sementara dan kemungkinan akan bertambah.

Namun, ia memastikan bahwa pemerintah akan mendampingi untuk proses pemulihan dan memperbaiki kondisi ekonomi di wilayah terdampak bencana.

Baca juga: Viral, Pengungsi Gempa Sulteng di Mamboro Ketakutan Suara Hantu Pokpok

Gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi Jumat (28/9/2018) pukul 17.02 WIB di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah mengakibatkan 2.081 orang meninggal dunia dan 12.568 orang luka berat, per Jumat (26/10/2018).

BNPB juga mencatat, terdapat 1.309 orang hilang dan terdapat 214.925 orang mengungsi akibat bencana ini.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bantuan Untuk Donggala-Palu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com