Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Yakin Kasus Ratna Sarumpaet Tak Pengaruhi Elektabilitas Prabowo-Sandi

Kompas.com - 05/10/2018, 12:31 WIB
Reza Jurnaliston,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini, kasus informasi bohong atau hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet tak akan memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Menurut saya tidak berbanding lurus kasus Ratna Sarumpaet dengan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga. Kita tahu Prabowo-Sandi, kita bisa lihat track record dan latar belakang,” ujar Riza saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, (5/10/2018).

Riza mengatakan, kasus berita bohong tersebut bisa memberikan hikmah yang penting bagi pihaknya serta bangsa Indonesia.

Baca juga: Cerita Sandiaga yang Mengaku Hanyut atas Sosok Ratna Sarumpaet

“Jadi kasus ini mengambil hikmah besar bagi kami dan warga negara Indonesia harus memahami dan mengerti, bahwa pak Prabowo bersimpati, orang yang baik, orang yang sportif, dan berjiwa besar mau meminta maaf,” tutur Riza.

“Banyak orang yang sering bohong, menipu rakyat banyak janji-janji segalanya tidak pernah minta maaf,” sambung Riza.

Lebih lanjut, politisi Gerindra tersebut menyerahkan kasus Ratna Sarumpaet kepada aparat penegak hukum.

Baca juga: Apa Respons Presiden Jokowi soal Heboh Kebohongan Ratna Sarumpaet?

Riza berharap, aparat penegak hukum mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik, adil serta proporsional.

“Silahkan diberi sanksi sesuai kesalahannya, tapi harus adil dan propersional. Sering saya sampaikan di berbagai kesempatan penegak hukum yang memiliki kewenangan menjalankan Undang-Undang harus betindak adil dan profesional,” tutur Riza.

“Jangan sampai terkesan masyarakat kalau ada seorang atau kelompok yang kritis kepada pemerintah kemudian ditangkap, dianggap makar, hoaks,” lanjut Riza.

Baca juga: Prabowo Mengaku Grasah-grusuh Sikapi Pengakuan Ratna Sarumpaet

Prabowo sempat bertemu Ratna setelah mendengar informasi penganiayaan. Setelah itu, Prabowo dan sejumlah elite politik di kubunya menggelar jumpa pers.

Saat itu, Prabowo yakin ada motif politik di balik kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan.

Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.

"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2018) malam.

Belakangan, Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok. Ia mengaku telah berbohong kepada keluarga dan koleganya.

Setelah pengakuan Ratna tersebut, Prabowo dan para politisi lainnya kemudian meminta maaf telah menyebarkan kebohongan. Mereka merasa menjadi korban.

Namun, Prabowo dan sejumlah politisi lain kemudian dilaporkan ke polisi atas sangkaan penyebaran informasi bohong.

Kini, Ratna sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com