Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Lombok, Sudah 124.423 Unit Rumah Terverifikasi untuk Dibangun Kembali

Kompas.com - 02/10/2018, 07:27 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kompas TV Sejumlah rumah warga rata dengan tanah karena amblas pasca-rangkaian gempa bermagnitudo 7,4, Jumat (28/9) lalu.

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau proses pemulihan pascagempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dua bulan lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, dari 149.715 unit rumah yang rusak, tersisa 25.292 unit yang belum diverifikasi.

"Total rumah rusak 149.715 unit, total terverifikasi 124.423 unit rumah," ujar Sutopo melalui siaran persnya, Senin (1/10/2018).

Baca juga: Hampir 2 Bulan Berlalu, Ini Update Korban Gempa Lombok dari BNPB

Hal itu merupakan langkah pertama dalam proses rehabilitasi rumah di daerah tersebut. Nantinya, hal itu akan disahkan melalui penerbitan Surat Keputusan (SK).

Hingga Senin (1/10/2018) pagi, terdapat 95.882 unit yang sudah diterbitkan SK-nya.

Selanjutnya, pemerintah akan memberikan dana kepada warga untuk membangun rumahnya. Bantuan tersebut ditransfer langsung ke rekening korban melalui Bank BRI.

Baca juga: 4 Fenomena Tak Terduga yang Terjadi saat Gempa Palu dan Lombok

Untuk itu, Sutopo menyebutkan, pemerintah telah menerbitkan sebanyak 17.464 buah buku rekening. Dari jumlah tersebut, yang sudah berisikan saldo sebanyak 2.623 rekening.

Jika masyarakat sudah menerima dana, pembangunan kembali rumah mereka dapat mulai dilakukan.

Dalam hal ini, 4.679 rumah sudah dibongkar. Sementara itu, terdapat 22.073 rumah yang sudah siap dibangun kembali.

Nantinya, warga akan mendapat pendampingan dari pemerintah pusat dalam proses pembangunan rumah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com