Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Sulteng, SBY Imbau Kampanye Dihentikan Sementara

Kompas.com - 01/10/2018, 08:33 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau kegiatan kampanye Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019 dihentikan sementara.

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas tsunami serta bencana gempa bermagnitudo 7,4 yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Dalam keadaan seperti ini, saya berpendapat dan menyarankan agar untuk sementara waktu paling tidak untuk Sulawesi Tengah, Palu, Donggala, dan sekitarnya itu kegiatan kampanye pemilu dihentikan," kata SBY dalam video yang diunggah ke akun YouTube-nya, Minggu (30/9/2018).

SBY mengajak semua pihak menunjukkan solidaritas kepada saudara-saudaranya yang tengah mengalami musibah. Dalam video berdurasi 3 menit 20 detik itu, SBY juga mengingatkan semua pihak fokus membantu pemerintah dalam penanganan bencana.

Baca juga: BNPB Kesulitan Dapat Laporan dari 3 Lokasi Terdampak Gempa dan Tsunami di Sulteng

SBY pun menceritakan pengalamannya ketika bersaing di Pilpres 2009. Saat itu, ia maju sebagai capres petahana berpasangan dengan Boediono. SBY bersaing dengan Jusuf Kalla, yang merupakan wakilnya saat itu.

Menurut dia, kebetulan saat tahapan kampanye, ada kejadian bencana Situ Gintung yang terjadi pada akhir Maret 2009. Tanggul Situ Gintung jebol dan menyapu Kelurahan Cireundeu, Tangerang.

"Baik Pak Jusuf Kalla maupun saya langsung menghentikan kampanye. Kami berdua bergandengan tangan menuju ke daerah bencana dan bersama-sama untuk mengatasinya," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Selanjutnya, SBY juga bicara soal bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Nias 2004 lalu. Saat itu, kata SBY, tsunami dan gempa terjadi dalam situasi operasi militer menghadapi Gerakan Aceh Merdeka.

"Saya serukan untuk melakukan semacam gencatan senjata kepada pihak GAM dan tentunya pihak TNI sendiri. Berhenti melaksanakan operasi militer dan bersama-sama kita mengatasi keadaan menyelamatkan saudara-saudara kita yang masih bisa diselamatkan sambil segera melakukan tanggap darurat," kata SBY.

Kompas TV Terlihat dalam visual amatir yang direkam warga, Jembatan Ponulele yang merupakan ikon wisata di Kota Palu Ini roboh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com