Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda LPDP
Bergerak bersama membangun bangsa

Mata Garuda merupakan wadah bagi keluarga besar alumni dan awardee beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) RI.

Dokter Agoesdjam, yang Terlupakan dalam Sejarah Perjuangan

Kompas.com - 18/08/2018, 18:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh dr Simon Yosonegoro Liem

NAMA dr Agoesdjam (Agusjam, menurut ejaan yang disempurnakan) barangkali terdengar asing bagi kebanyakan orang Indonesia.

Namun, bagi warga Ketapang, ia sangat familiar karena namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit, yakni RSUD dr Agoesdjam, Ketapang, Kalimantan Barat. Meski demikian, tidak banyak yang tahu tentang riwayat hidupnya.

Agoesdjam adalah teman dr Soetomo, tokoh pendiri Boedi Oetomo (Budi Utomo), organisasi pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia masuk Stovia, sekolah kedokteran yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Jakarta, pada tahun 1903 bersama 16 orang lainnya.

Hal yang menarik adalah 5 dari 16 teman seangkatannya menjadi tokoh pendiri Boedi Oetomo, yakni dr Sutomo (Raden Soetomo), dr Suradi (Soeradji), dr Gunawan Mangunkusumo (Mas Goenawan Mangoenkoesoemo), dr Moh Saleh (Mas Mohamad Salech), dan dr Sulaiman (Mas Soelaiman).

Adapun empat pendiri Boedi Oetomo lainnya terdiri dari tiga kakak kelas angkatan 1902, yakni dr Goembreg (Raden Mas Gumbreg), dr Suwarno (Gondo Soewarno), dan dr Mas Suwarno (Mas Soewarno), dan satu adik kelasnya di Stovia angkatan 1904, yakni dr Angka (Raden Angka).

Selain itu, terdapat pula teman seangkatannya dari Ambon yang menjadi pahlawan pejuang kemerdekaan, yakni Prof dr Jonas Andreas Latumeten (JA Latumeten).

Melihat sedemikian banyak temannya di Stovia yang menjadi tokoh nasional, kenapa nama dr Agoesdjam tidak pernah disebut dalam literatur sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan?

Dalam dalam buku "9 Tokoh Pendiri Boedi Oetomo", semasa hidupnya para pendiri tersebut memang merahasiakan kegiatan mereka dalam pergerakan.

Itulah sebabnya anak-anak mereka pun tidak mengetahui bahwa ayahnya seorang tokoh pergerakan yang telah mengukir sejarah kebangkitan nasional Indonesia.

Selama penjajahan Belanda, tokoh-tokoh tersebut selalu diawasi oleh badan-badan intelijen Belanda.

Karena itu, wajar jika Soetomo dan teman-temannya tidak bercerita kepada anak-cucu tentang kegiatan pergerakan yang mereka lakukan.

Boedi Oetomo dideklarasikan pada 20 Mei 1908 di Stovia, saat dr Agoesdjam sedang menempuh pendidikan di sana karena ia baru lulus pada 8 Maret 1913.

Pada masa itu, semua siswa Stovia tinggal di asrama yang menerapkan disiplin sangat ketat. Sebagai penghuni asrama, tentu Agoesdjam juga pernah bertukar pikiran dengan teman-temannya mengenai perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com