Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberagaman Bukan Ancaman, Tokoh Agama Ingin Ada Kesetaraan dalam Bernegara

Kompas.com - 16/08/2018, 20:09 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pesan dari acara World Peace Forum (WPF) ketujuh yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta adalah pentingnya penerapan inclusive citizenship (kesetaraan dalam bernegara).

Hal itu diungkapkan oleh Uskup Gunnar Stalsett, seorang tokoh agama yang juga anggota Komite Nobel saat konferensi pers, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

"Kami katakan perlu kesetaraan dalam bernegara bagi laki-laki dan perempuan, dari semua agama dan ras," ucap dia.

Ia berpendapat, diskriminasi yang masih terjadi saat ini berhubungan dengan peran eksklusivitas agama dan ras tertentu, sehingga memunculkan gerakan-gerakan ekstremis.

Baca juga: Ajari Anak Keberagaman Sedini Mungkin

Padahal, keberagaman tersebut seharusnya bukan menjadi alasan pemecah perdamaian, yang pada akhirnya mengakibatkan ada masyarakat tertentu yang terdiskriminasi.

"Kami berbicara tentang peradaban, seperti dengan semangat keberagaman Indonesia, kami mendorong keberagaman dan persatuan," ucap Gunnar.

"Keberagamanan bukanlah ancaman terhadap persatuan)," tegasnya.

Baca juga: Upaya Masjid Kowloon Membangun Harmoni di Tengah Keberagaman Hongkong

Menurut dia, pandangan tersebut dapat menjadi pelajaran bagi seluruh kalangan, baik komunitas religius, masyarakat sipil maupun politisi.

Tokoh agama dari Oslo, Norway, tersebut tak mengelak bahwa, kesetaraan dalam bernegara masih menjadi masalah besar secara global.

Akan tetapi, jika tujuan kesetaraan tersebut tercapai, ia optimis dunia akan menikmati perubahan besar dalam keadilan, perdamaian, dan rekonsiliasi.

Tahun ini, WPF membicarakan tentang pandangan jalan tengah untuk peradaban dunia. Forum ini diikuti oleh sekitar 250 orang dari 34 negara yang berasal dari beragam profesi, seperti akademisi, aktivis, dan tokoh agama.

Kompas TV Parade budaya dan atraksi kesenian di Festival Buleleng bertujuan memacu pertumbuhan ekonomi di Buleleng, Bali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com