KOMPAS.com - Sejumlah informasi beredar pasca Gempa Lombok yang terjadi hampir dua pekan lalu.
Ditengah bencana yang melanda, sejumlah kabar bohong atau hoaks meresahkan masyarakat.
Apa saja kabar bohong dan informasi simpang siur yang beredar? Berikut kabar-kabar yang sudah diverifikasi oleh Kompas.com terkait gempa Lombok:
1. Hoaks soal gempa susulan
Pasca gempa pertama yang melanda Lombok pada Minggu (29/7/2018) beredar informasi yang menyebutkan akan terjadi gempa susulan.
Informasi yang menyebutkan akan terjadi gempa susulan baik tempat, waktu, dan besaran gempa dapat dipastikan hoaks.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan segala bentuk informasi terkait gempa susulan merupakan hoaks.
Gempa susulan bisa saja terjadi setelah gempa utama. Namun dengan memastikan waktu, tempat, dan besaran gempa yang AKAN TERJADI itu yang TIDAK BENAR alias HOAX. Saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara tepat kapan di mana gempa akan terjadi. https://t.co/lArJdqoP7y
— BMKG (@infoBMKG) 29 Juli 2018
BMKG menegaskan, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat mendeteksi gempa.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang mengatasmakan BMKG.
Baca selengkapnya:
Hoaks jika Ada yang Menyebutkan Akan Terjadi Gempa Susulan
2. Hoaks gempa susulan di Lombok berkekuatan 7.5 Magnitudo
Hoaks terkait gempa susulan di Lombok bermagnitudo 7,5 ini diinformasikan kepada masyarakat sekitar Desa Jeringo melalui selebaran kertas.
Informasi yang ada dalam selebaran tersebut berisi peringatan agar warga Lombok mewaspadai gempa bumi susulan dengan kekuatan 7,5 magnitudo yang diperkirakan terjadi pukul 22.30-23.59 WITA.
Dalam selebaran tersebut, masyarakat juga diminta untuk tidak berada di dalam rumah pada jam yang telah disebutkan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun resmi twitternya, @BNPB_Indonesia mengatakan, selebaran tersebut adalah hoaks.
Sahabat Tangguh, jangan percaya HOAX kayak gini ya. Cek kebenarannya ke bpbd terkait, bnpb atau bmkg. Jadilah insan yg pintar dalam bermedsos #hoax #lombok #lombokearthquake @RadioElshinta @starjogja @lombokkita pic.twitter.com/DVBbclCOWo
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) 7 Agustus 2018
BNPB mendapatkan laporan terkait selebaran tersebut dari warga yang ingin mengonfirmasi kebenaran informasi didalamnya.
Humas BNPB Andri Utomo meminta masyarakat untuk tidak mempercayai imbauan atau informasi yang sumbernya bukan dari BNPB, BPBD, dan BMKG.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengecek informasi yang didapatkan, di antaranya melalui aplikasi "Info BMKG", twitter @infoBMKG, dan situs resmi BMKG.
Baca selengkapnya:
Hoaks, Gempa Susulan di Lombok Berkekuatan 7.5 Magnitudo
3. Misinformasi soal pergerakan lempeng Jawa berpotensi gempa bumi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengklarifikasi informasi yang menyebar melalui pesan berantai di grup-grup percakapan WhatsApp.
Informasi yang beredar menyebutkan, pergerakan lempeng Jawa berpotensi gempa. Selain beredar melalui pesan berantai, ada pula link video di Youtube yang menyebutkan bahwa terjadinya gempa karena meningkatnya aktivitas seismik dengan seringnya terjadi subduksi atau pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa.
Akun Twitter @itsmelpo menanyakan kebenaran informasi ini dengan me-mention akun resmi twitter BMKG.
@InfoHumasBMKG ada sebaran Whatsaap mengenai pergerakan lempeng jawa yg berpotensi gempa, dan byk yg ketakutan. Sumbernya katanya dari LIPI dan ada di youtube daro BERITA SATU TV. Apakah ini hoax atau benar? Krn meresahkan. Tp jika benar ada baiknya diinfokan resmi @infoBMKG
— Melpo (@itsmelpo) August 13, 2018
Melalui akun resmi Twitter-nya, @lipiindonesia, LIPI mengklarifikasi pesan berantai ini. LIPI mengatakan, pesan tersebut berasal dari unggahan di Facebook LIPI tentang wawancara dengan pakar gempa LIPI, Danny Hilman, pada 24 Januari 2018 oleh salah satu media.
Dalam twitnya, menurut Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto, pernyataan ilmuwan tentang kewaspadaan gempa bersifat sangat umum, yakni mempertimbangkan mekanisme gempa yang berulang.
LIPI mengimbau masyarakat untuk cermat dalam memilah suatu informasi yang beredar dan tetap waspada menghadapi segala kemungkinan bencana di Indonesia.
Berita selengkapnya:
Benarkah Pergerakan Lempeng Jawa Berpotensi Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Anda juga bisa mendapatkan berbagai informasi yang beredar di media sosial dan telah diverifikasi Kompas.com melalui laman Hoaks atau Fakta.
Infografik: 8 Fakta Terbaru dari