Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Kurang Cerdas Orang yang Bertanya Posisi Saya sebagai Capres

Kompas.com - 30/07/2018, 15:20 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan posisinya sebagai calon presiden 2019-2024 dari Partai Gerindra.

Ia menilai, kurang cerdas apabila masih ada orang yang mempertanyakan posisinya sebagai capres.

Hal itu disampaikan Prabowo usai menerima Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7/2018).

"Saya kira, mungkin orang yang kurang cerdaslah yang masih bertanya-tanya. Tapi enggak apa-apa, biar Anda waswas terus," kata Prabowo saat jumpa pers bersama SBY.

Baca juga: SBY: Prabowo adalah Calon Presiden Kita

Kendati demikian, Prabowo mengakui, bisa saja ia tidak diusung sebagai capres dalam koalisi dengan Demokrat, PKS, dan PAN. Sebab, belum ada dokumen hitam di atas putih.

Posisinya sebagai capres juga masih bisa berubah atas kehendak Tuhan dan dinamika yang terjadi.

Oleh karena itu, dalam jumpa pers itu, SBY masih menggunakan kalimat "seandainya" ia diusung sebagai capres oleh koalisi.

"Jadi, saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan," kata dia.

Baca juga: Prabowo Merasa Terhormat SBY Menyerahkan soal Cawapres Kepadanya

Kendati demikian, Prabowo mendapat angin segar dari SBY. Presiden kelima RI yang berdiri di sampingnya itu memastikan posisi Prabowo adalah sebagai capres.

Ia menyerahkan kepada Prabowo untuk menentukan siapa calon wakil presidennya.

"Kami datang dengan satu pengertian, Pak Prabowo adalah calon presiden kita," kata SBY.

Berdasarkan aturan, koalisi Demokrat dan Gerindra cukup untuk mendaftarkan capres-cawapres 2019.

Baca juga: SBY: Presiden Selanjutnya Harus Mampu Atasi Kemiskinan 100 Juta Orang

Prabowo sebelumnya melontarkan pernyataan yang menimbulkan spekulasi.

Dalam acara Pertemuan Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/7/2018), Prabowo menyatakan kesiapannya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat sebagai capres di Pilpres 2019.

Namun, selain menyatakan kesiapannya, Prabowo juga menyatakan bersedia mendukung orang lain yang lebih baik.

"Saya siap menjadi alat umat dan alat rakyat indonesia. Tapi kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik, saya pun siap mendukung kepentingan rakyat dan umat. Itu komitmen saya bahwa dengan segala kekuatan saya dan Gerindra," kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com