Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sjamsul Nursalim Pilih di Tinggal Luar Negeri karena Takut Dipidana

Kompas.com - 25/07/2018, 23:33 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Sjamsul Nursalim mengakui bahwa mantan pemegang saham Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) itu sudah sejak 2001 tinggal di luar negeri.

Pengacara Sjamsul, Maqdir Ismail, mengakui bahwa kliennya itu takut untuk kembali ke Indonesia.

"Kenapa tidak pulang? Karena tidak ada perasaan aman," ujar Maqdir dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Baca juga: Otto Hasibuan: Bagi Saya Sjamsul Nursalim Tidak Butuh SKL BLBI

Menurut Maqdir, Sjamsul pada 2001 ke Jepang untuk menjalani pengobatan. Sebelumnya, Sjamsul pernah menjalani proses hukum di Kejaksaan Agung.

Bahkan, menurut Maqdir, tanpa alasan yang jelas, Kejaksaan pernah melakukan penahanan terhadap Sjamsul. Pada akhirnya, Kejaksaan menghentikan penyidikan terhadap Sjamsul.

Pengacara Maqdir Ismail di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (25/7/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Pengacara Maqdir Ismail di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Hingga saat ini, Sjamsul tetap memilih berada di luar negeri. Perasaan takut untuk dipidana kembali muncul pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan baru dan menetapkan mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Arsyad Temenggung sebagai tersangka.

Baca juga: Pengacara Sjamsul Nursalim Sebut Kasus BLBI Selalu Diributkan Jelang Ganti Pemerintahan

Sementara itu, terkait pemanggilan oleh KPK, Maqdir mengatakan, sampai saat ini tidak ada panggilan yang diterima oleh Sjamsul.

Padahal, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan bahwa penyidik sudah tiga kali menjadwalkan pemeriksaan. Namun, Sjamsul dan istrinya yang juga dipanggil, tidak pernah datang ke KPK.

Bahkan, KPK bekerja sama dengan otoritas Singapura untuk menyampaikan surat pemanggilan terhadap Sjamsul.

"Sepanjang yang saya tahu, surat panggilan itu kami tidak pernah tahu. Apa melalui kedutaan, kami tidak pernah dengar. Saya sempat ditanya penyidik, mau enggak terima surat panggilan, tapi apa urusannya dan bagaimana cara saya menyampaikan itu?" Kata Maqdir.

Kompas TV Samadikun melunasi uang pengganti setahun setelah ditangkap di Tiongkok pada tahun lalu ketika akan menyaksikan balapan F1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com