Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Gaet Pemilih Perempuan Versi Pengamat

Kompas.com - 22/07/2018, 23:11 WIB
Devina Halim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Pemilu 2019, jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding pemilih laki-laki.

Berdasarkan data sementara yang dirilis KPU, ada 93.166.615 pemilih perempuan, sedangkan pemilih laki-laki berjumlah 92.213.263 orang.

Pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Irine Hiraswari Gayatri, mengatakan, untuk menarik pemilih perempuan, penting bagi pasangan calon presiden-calon wakil presiden mengkampanyekan program yang akan berdampak positif pada perempuan.

"Misalnya, persoalan tentang cuti hamil, pokoknya hal yang berdampak pada kehidupan perempuan sebagai warga negara, stabilitas harga pokok, infrastruktur di ruang publik, (keamanan) berkendara, itu juga penting", jelas Irine dalam diskusi di Jakarta, Minggu (22/7/2018).

"Kalau saya sebagai pemilih, saya ingin lihat oh dia memperhatikan soal taman-taman kota secara nasional, dibuat program nasional", tambahnya.

Irine memberi contoh kesuksesan Presiden Joko Widodo dalam menggaet pemilih perempuan saat kampanye Pilpres 2014.

"Kemarin waktu pilpres, program Presiden Jokowi mengena pada ibu-ibu karena salah satunya hak-hak reproduksi, isu kesehatan reproduksi, dan tenaga kerja perempuan di luar negeri," ujar Irine.

Menurut dia, jika capres-cawapres merupakan seorang petahana, strategi yang dapat digunakan terletak pada kinerja sebelumnya.

Mereka memiliki kelebihan karena dapat menjabarkan rekam jejak secara riil, seperti pencapaian, program yang masih dalam proses, dan hal yang perlu ditingkatkan.

Sementara itu, bagi pasangan yang bukan petahana, Irine berpendapat, mereka lebih memiliki kebebasan saat menciptakan program.

Namun, ia mengingatkan, pentingnya membaca situasi sosiologi masyarakat dan tidak membuat program yang aneh-aneh.

"Program kalau untuk non-incumbent, menurut saya dimensinya mempertimbangkan partisipasi publik untuk terlibat dalam pencapaian program", ujarnya.

Terakhir, ia berkali-kali menegaskan kepada capres-cawapres yang akan bertarung nanti agar tidak menggunakan strategi SARA dalam konstestasi pilpres nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com