Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Jaga Keberagaman Selama Tahun Politik, Putra Zulkifli Buat "Project Bhinneka"

Kompas.com - 22/07/2018, 15:32 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra Ketua MPR Zulkifli Hasan, Rafi Haikal, mengajak anak-anak muda untuk menjaga keberagaman jelang tahun politik di 2019.

Ia mengajak anak-anak muda Indonesia yang berminat di bidang seni untuk bergabung di "Project Bhinneka".

Melalui gerakan ini, kata Rafi, mereka bisa menyalurkan karya-karyanya. Haikal dan timnya juga menyediakan akun Instagram @project.bhinneka dan laman resmi di www.projectbhinneka.com.

Gerakan ini juga akan menggunakan tagar #BhinnekaMovement di media sosial.

"Aku dan Valerie Thomas yang menemukan project ini, kita ingin menggunakan platform sosial media kita karena punya followers yang banyak, untuk memberikan anak muda lainnya kesempatan untuk memperlihatkan hasil karya mereka," ujar Rafi di rumah dinas Zulkifli Hasan, Jakarta, Minggu (22/7/2018).

"Baik itu seni lukis, seni rupa, maupun itu nyanyi atau lain-lainnya juga," sambungnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan generasi milenial yang telah memiliki hak pilih untuk menggunakannya secara bijak.

Hal itu agar Pemilu 2019 menghasilkan pemimpin yang bisa membawa Indonesia ke arah lebih baik.

"Project Bhinneka ini, kami ingin membuka jaket warna kulit kita, jaket (perbedaan sikap) politik kita, dan semuanya untuk bergabung dan bersatu untuk kami semua Indonesia, kami semua anak Indonesia yang akan membangun negara ini," kata dia.

Remaja berusia 20 tahun ini mengakui banyak stigma dari warganet yang melihat gerakan ini untuk mendukung sang ayah.

Namun, Rafi membantah gerakan ini untuk agenda politik. Ia juga tak ingin citra ayahnya melekat pada gerakan yang ia bentuk.

"Memang banyak aku baca di komen-komen Instagram, 'ah ini untuk kampanye aja'. Itu salah banget, ya. Aku support Papa, mau apapun dia aku support. Tapi aku juga dari dulu mau dikenal Rafi Haikal bukan sebagai anak Pak Zul," uja dia.

Setelah acara pentas ini berlangsung pada 16-20 Juli kemarin, Rafi memperkirakan ajang pameran seni ini akan kembali digelar sekitar bulan Januari 2019.

Pada Desember 2018, ia dan tim akan keliling kampus-kampus untuk mempromosikan gerakan ini.

Dalam jangka panjang, Haikal berharap karya-karya dari peserta gerakan ini bisa diperkenalkan ke masyarakat internasional.

Hal itu agar dunia internasional bisa melihat keberagaman di Indonesia lebih dekat.

Ia mencontohkan, pada saat berada di Amerika Serikat untuk kuliah, ia sempat diberhentikan oleh petugas bandara.

Tak hanya itu, stigma kulit dan wajahnya yang berbeda dengan mayoritas kulit putih di sana terkadang menjadi bahan ejekan.

"Makanya sangat penting aku untuk mengingatkan ke teman-teman bahwa walaupun kita enggak mirip (berbeda), berasal dari manapun, kita bisa bersatu di Indonesia," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com