Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Membaca Sinyal dari Istana, Ini Cawapres di Saku Jokowi

Kompas.com - 16/07/2018, 06:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROGRAM "Aiman", yang terbiasa menelusuri dan menggali informasi dari setiap fenomena yang terjadi dan menyita perhatian masyarakat, mencoba menerjemahkan sinyal dari Istana.

Siapa nama bakal calon wakil presiden untuk Joko Widodo, yang akan berlaga di Pemilu Presiden 2019 serentak dengan Pemilu Legislatif tahun depan?

Nama-nama itu akan tampak pada tulisan ini, dan saya prediksi kecil kemungkinan keluar dari perkiraan, kecuali ada sesuatu yang luar biasa dalam dunia politik (dan juga ekonomi) yang terjadi di depan.

Sinyal dari Istana

Belakangan marak gestur Jokowi diperbincangkan terkait dengan adanya pengerucutan nama cawapres Jokowi, dari 10 menjadi 5 sosok.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, Rabu (11/7/2018) pekan lalu, mengatakan, "Sebenarnya teman-teman ini bisa melihat gestur-gestur yang beliau tampakkan, dan sejumlah pilihan kata, pertemuan-pertemuan terakhir akan memberikan banyak kawan, sahabat."

Namun, seketika, pernyataan Ngabalin dibantah kader partai pengusung Jokowi. "Tanyakan ke Pak Ngabalin, gestur yang mana? Kami bukan pembaca gestur, nama sudah dikonsultasikan," jawab Eva Kusuma Sundari, salah satu kader senior PDI-P.

Gestur atau apa pun namanya memang menarik dicermati jelang pekan–pekan di mana kontestasi pesta demokrasi terbesar di seluruh Indonesia bakal digelar.

Akan terjadi penentuan tonggak, apakah kekuasaan akan tetap atau  berpindah. Apalagi setelah gerakan #2019GantiPresiden diklaim memengaruhi suara pemilih pada sebagian Pulau Jawa sebagai daerah dengan jumlah pemilih pemilu terbanyak di Indonesia.

Jumlah pemilih Pulau Jawa dibanding daerah lain di Indonesia mencapai sekitar 57 persen. Jawa masih menjadi kunci kemenangan dan sebagian telah difoto pada pilkada kemarin. Doktor komunikasi politik Effendi Gazali mengungkapkan, Jokowi tak boleh salah pilih wakil.

Persaingan menuju Pemilu 2019 memang semakin ketat, terutama akibat gerakan-gerakan yang diinisiasi lewat media sosial di dunia maya dan berkembang ke dunia nyata. Lalu, bagaimana kemungkinan cawapres Jokowi?

Sampai sekarang, jika diperhatikan, seolah tidak ada hal yang serius yang ditampakkan Jokowi. Dalam menjawab setiap pertanyaan kepada wartawan soal calon wakilnya, Jokowi selalu menjawab dengan diiringi canda-tawa.

Namun, sesungguhnya ada sinyal di sana dan dikuatkan dengan pernyataan Jokowi.

Pertengahan pekan lalu, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) antarpesantren diiringi canda-tawa bersama sejumlah acara lain yang serupa. Pada saat itu, pertama kali pula, Mars Nahdlatul Ulama (NU) diperdengarkan di Istana.

Saat itu Jokowi berseloroh, 4 tahun berada di Istana, baru kali ini diperdengarkan Mars NU di Istana. Apakah ini sebuah pertanda?

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com