JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyatakan, sebenarnya saat ini baik Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih kesulitan dalam menentukan calon wakil presiden di Pilpres 2019 mendatang.
Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh dua hal.
“Pertama, kesepakatan dari partai-partai koalisi pendukung,”ujar Lili saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/7/2018).
Baca juga: Pastikan Koalisi Jokowi Solid, PPP Yakin Keinginan Demokrat Tak Akan Terjadi
Lili menuturkan, kesulitan Jokowi dalam menentukan cawapresnya, karena di antara partai koalisi mengajukan diri sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Saat ini, di poros Jokowi sudah ada 7 partai yang sudah terkonsolidasi, PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, selain PSI dan Perindo.
Selain itu ada nama dari luar partai seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi.
Baca juga: PKB Kritik Koalisi Pendukung Jokowi yang Tak Transparan Bahas Cawapres
Menurut Lili, munculnya nama-nama sebagai kandidat cawapres Jokowi masih belum menunjukkan kepastian.
Selain itu, kata Lili, kubu Jokowi juga masih harus melihat lagi siapa lawan yang akan maju di Pilpres 2019. Sebab, sampai saat ini, pihak oposisi juga belum jelas akan mengajukan siapa untuk melawan petahana.
Diketahui PKS mengusulkan sembilan cawapres pendamping Prabowo Subianto, yakni Gubernur Jawa Barat dari PKS Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Baca juga: 7 Cawapres Pendamping Prabowo Subianto
Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Sementara, PAN memasangkan Prabowo Subianto dengan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan sebagai cawapres.
Partai Demokrat menawarkan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai calon wakil presiden.
Baca juga: Tak Ada Makan Siang yang Gratis bagi Prabowo
Sementara, Lili menuturkan faktor kedua yang menentukan cawapres Jokowi dan Prabowo yaitu figur yang mampu meningkatkan elektabilitas di Pilpres 2019.
“Kedua, ini yang penting, bisa mendongkrak elektabilitas ngga? Karena meraka butuh cawapres yang bisa menyumbang suara bukan sebaliknya,” ujar Lili.
“Terkait dengan cawapres ini tampaknya keduanya saling wait and see, saling menunggu,” lanjut Lili.