KOMPAS.com - Pembangunan Monumen Nasional (Monas) membutuhkan waktu hingga 14 tahun.
Penancapan beton pertama oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1961 menjadi penanda dimulainya pembangunan.
Monas dibangun atas ide Soekarno yang menginginkan sebuah monumen pengingat perjuangan bangsa. Monumen yang dijumpainya di banyak negara.
Setelah hampir 14 tahun, Monas diresmikan Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975.
Bentuk Monas
Bentuk Monas merupakan gagasan Soekarno yang ingin monumen ini menggabungkan bentuk lingga dan yoni.
Lingga digambarkan dengan tugu obelisk yang menjulang tinggi dan adanya lidah api yang dilapisi emas. Filosofisnya, melambangkan perjuangan yang terus menerus.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 12 Juli 1975, Monas Dibuka untuk Umum
Sementara, yoni adalah pelataran cawan yang berada di bawah tugu tersebut.
Kedua lambang ini menandakan kesuburan dan keharmonisan yang saling melengkapi dalam sejarah Indonesia.
Monas terdiri atas 117,7 meter obelisk dengan landasan persegi setinggi 17 meter.
Beberapa kisah Monas
Dikutip dari Harian Kompas, 14 Juli 1965, pembangunan Monas dipersiapkan dengan baik. Terutama, jalan-jalan silang sekitar Monas yang diaspal untuk menunjang proses pembangunan.
Pembangunan museum sejarah di bawah monumen juga mengalami perkembangan yang baik.
Tim sejarah, tim lukis, dan tim boneka mengerjakan beberapa areal museum dengan kerja sama satu dengan yang lain.
Beberapa ornamen dan patung-patung yang ada di museum sejarah bisa diselesaikan dengan baik.