Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Jam Pertemuan SBY-JK...

Kompas.com - 26/06/2018, 10:41 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu, Senin (25/6/2018) malam.

Dua tokoh yang pernah berpasangan sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 2004-2009 itu bersilaturahim di kediaman SBY, di bilangan Kuningan, Jakarta.

JK yang datang bersama istrinya, Mufidah Kalla, tiba di rumah SBY sekitar pukul 20.00 WIB.

Keduanya langsung disambut hangat oleh SBY, Ani Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.

"Jadi beliau (SBY) ini bagi saya sebagai saudara, sahabat, (saya) bekas anak buah, begitu," kata JK kepada wartawan, usai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam.

Baca juga: Bertemu Satu Jam, JK dan SBY Mengaku Tak Bicara Politik

Pertemuan tersebut sebenarnya berlangsung tertutup. Tak ada undangan yang disebar ke media baik oleh pihak SBY atau pun JK.

Namun, informasi mengenai pertemuan itu sudah bocor sejak sore harinya. Awak media pun langsung berbondong-bondong mendatangi rumah SBY.

Kendati demikian, saat awak media bertanya mengenai hal yang dibahas dalam pertemuan, baik JK dan SBY kompak mengunci mulut rapat-rapat.

JK menyatakan, kunjungannya ke rumah SBY hanya dalam rangka silaturahim Idul Fitri 1439 H.

Menurut JK, pembicaraan di dalam hanya seputar hal yang ringan seperti soal cucu. Tidak ada pembicaraan soal politik, termasuk soal pelaksanaan Pilkada serentak 2018, yang pemungutan suaranya akan digelar pada Rabu (27/6/2018).

"Sudah telat kalau bicara (pilkada) sekarang," kata dia.

Baca juga: Hadir di Halalbihalal Jokowi, AHY Dapat Tepuk Tangan Meriah

Sementara itu, jika bicara mengenai Pilpres 2019, menurut JK, hal tersebut masih terlalu jauh.

Pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden baru akan dibuka oleh KPU pada Agustus 2018.

Keterangan JK dibenarkan oleh SBY yang berdiri disampingnya. Saat wartawan memberondong pertanyaan terkait pilpres, SBY langsung menimpali.

"Enggak, kita enggak bicara politik. Bicara cucu," kata dia.

SBY mengatakan, pertemuan ini masih dalam rangka silaturahim Lebaran. Makanan yang ia hidangkan pun adalah makanan khas Lebaran.

"Jadi makan-makanan Lebaran, kecil-kecil, teh sama kopi," kata dia.

Pilpres 2019

Kendati demikian, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, tidak mungkin jika tak ada masalah politik yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Jelas ini pertemuan politik, sebab seingat saya, setelah SBY dan JK berpisah di 2009, baru kali ini mereka tampil berdua," kata Hendri kepada Kompas.com, Selasa (26/6/2018).

Baca juga: HNW Sebut Ada Wacana Pasangan Anies-Aher pada Pilpres 2019

Hendri meyakini, pembicaraan keduanya tak jauh dari Pilpres 2019. Ia pun menyoroti waktu pertemuan kedua tokoh tersebut yang dilakukan hanya satu bulan dari waktu pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU, Agustus mendatang.

"Mereka berjumpa dalam momen tahun politik, menuju pendaftaran capres dan cawapres," ucap Hendri.

Pengamat dari Saiful Mujani Research dan Consulting Djayadi Hanan juga menilai, pertemuan SBY dan JK itu kemungkinan membahas Pilpres 2019.

Sebab, saat ini Partai Demokrat sedang berupaya membentuk poros ketiga untuk mengusung anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai calon presiden atau wakil presiden.

"Mereka berkepentingan karena punya calon, AHY. Bahkan bukan hanya sebagai calon, tapi penerus SBY," kata Djayadi.

Djayadi menyoroti wacana yang sempat muncul untuk menduetkan JK dengan AHY. Wacana ini dilontarkan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon beberapa waktu lalu.

Menurut dia, bisa saja duet ini terwujud apabila Demokrat mendapatkan tambahan dukungan dari partai lain.

Namun masalahnya, JK juga saat ini tidak memiliki parpol sebagai kendaraan untuk mengusungnya.

Djayadi juga meragukan elektabilitas mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pada usianya yang sudah menginjak 76 tahun.

"Apakah pak JK masih merupakan calon yang cukup kuat untuk berkompetisi mengingat usianya sudah cukup sepuh?" kata Djayadi.

Meski demikian, Djayadi mengakui posisi JK sebagai Wapres masih cukup berpengaruh dalam politik nasional.

JK bisa menjadi penyambung lidah SBY ke Presiden Joko Widodo atau pun kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Mengingat Pak JK cukup dekat dengan Megawati, itu bisa jadi menjadi upaya pihak SBY untuk membangun komunikasi dengan Megawati," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com