JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu, Senin (25/6/2018) malam.
Dua tokoh yang pernah berpasangan sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 2004-2009 itu bersilaturahim di kediaman SBY, di bilangan Kuningan, Jakarta.
JK yang datang bersama istrinya, Mufidah Kalla, tiba di rumah SBY sekitar pukul 20.00 WIB.
Keduanya langsung disambut hangat oleh SBY, Ani Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Jadi beliau (SBY) ini bagi saya sebagai saudara, sahabat, (saya) bekas anak buah, begitu," kata JK kepada wartawan, usai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam.
Baca juga: Bertemu Satu Jam, JK dan SBY Mengaku Tak Bicara Politik
Pertemuan tersebut sebenarnya berlangsung tertutup. Tak ada undangan yang disebar ke media baik oleh pihak SBY atau pun JK.
Namun, informasi mengenai pertemuan itu sudah bocor sejak sore harinya. Awak media pun langsung berbondong-bondong mendatangi rumah SBY.
Kendati demikian, saat awak media bertanya mengenai hal yang dibahas dalam pertemuan, baik JK dan SBY kompak mengunci mulut rapat-rapat.
JK menyatakan, kunjungannya ke rumah SBY hanya dalam rangka silaturahim Idul Fitri 1439 H.
Menurut JK, pembicaraan di dalam hanya seputar hal yang ringan seperti soal cucu. Tidak ada pembicaraan soal politik, termasuk soal pelaksanaan Pilkada serentak 2018, yang pemungutan suaranya akan digelar pada Rabu (27/6/2018).
"Sudah telat kalau bicara (pilkada) sekarang," kata dia.
Baca juga: Hadir di Halalbihalal Jokowi, AHY Dapat Tepuk Tangan Meriah
Sementara itu, jika bicara mengenai Pilpres 2019, menurut JK, hal tersebut masih terlalu jauh.
Pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden baru akan dibuka oleh KPU pada Agustus 2018.
Keterangan JK dibenarkan oleh SBY yang berdiri disampingnya. Saat wartawan memberondong pertanyaan terkait pilpres, SBY langsung menimpali.
"Enggak, kita enggak bicara politik. Bicara cucu," kata dia.
SBY mengatakan, pertemuan ini masih dalam rangka silaturahim Lebaran. Makanan yang ia hidangkan pun adalah makanan khas Lebaran.
"Jadi makan-makanan Lebaran, kecil-kecil, teh sama kopi," kata dia.
Pilpres 2019
Kendati demikian, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, tidak mungkin jika tak ada masalah politik yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Jelas ini pertemuan politik, sebab seingat saya, setelah SBY dan JK berpisah di 2009, baru kali ini mereka tampil berdua," kata Hendri kepada Kompas.com, Selasa (26/6/2018).
Baca juga: HNW Sebut Ada Wacana Pasangan Anies-Aher pada Pilpres 2019
Hendri meyakini, pembicaraan keduanya tak jauh dari Pilpres 2019. Ia pun menyoroti waktu pertemuan kedua tokoh tersebut yang dilakukan hanya satu bulan dari waktu pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU, Agustus mendatang.
"Mereka berjumpa dalam momen tahun politik, menuju pendaftaran capres dan cawapres," ucap Hendri.
Pengamat dari Saiful Mujani Research dan Consulting Djayadi Hanan juga menilai, pertemuan SBY dan JK itu kemungkinan membahas Pilpres 2019.
Sebab, saat ini Partai Demokrat sedang berupaya membentuk poros ketiga untuk mengusung anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai calon presiden atau wakil presiden.
"Mereka berkepentingan karena punya calon, AHY. Bahkan bukan hanya sebagai calon, tapi penerus SBY," kata Djayadi.
Djayadi menyoroti wacana yang sempat muncul untuk menduetkan JK dengan AHY. Wacana ini dilontarkan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon beberapa waktu lalu.
Menurut dia, bisa saja duet ini terwujud apabila Demokrat mendapatkan tambahan dukungan dari partai lain.
Namun masalahnya, JK juga saat ini tidak memiliki parpol sebagai kendaraan untuk mengusungnya.
Djayadi juga meragukan elektabilitas mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pada usianya yang sudah menginjak 76 tahun.
"Apakah pak JK masih merupakan calon yang cukup kuat untuk berkompetisi mengingat usianya sudah cukup sepuh?" kata Djayadi.
Meski demikian, Djayadi mengakui posisi JK sebagai Wapres masih cukup berpengaruh dalam politik nasional.
JK bisa menjadi penyambung lidah SBY ke Presiden Joko Widodo atau pun kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Mengingat Pak JK cukup dekat dengan Megawati, itu bisa jadi menjadi upaya pihak SBY untuk membangun komunikasi dengan Megawati," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.