Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Lakukan Monitoring Titik Krusial dan Potensi Konflik di Pilkada Serentak

Kompas.com - 25/06/2018, 00:33 WIB
Reza Jurnaliston,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Direktorat Fasilitasi Peningkatan Demokrasi Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Kemendagri, Rahmat Santoso menyatakan, pihaknya melakukan monitoring di seluruh daerah yang melakukan Pilkada Serentak 2018.

Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadi konflik atau gejolak saat pelaksanaan Pilkada serentak 2018 yang jatuh pada Rabu (27/6/2018).

“Salah satu poin dukungan Pemerintah dalam Pilkada bahwa melakukan monitoring penyelenggaraan Pilkada (Serentak 2018),” kata Rahmat di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Sabtu (23/6/2018).

Rahmat mengatakan, menjelang Pilkada Serentak 2018 potensi dan gejolak di masyarakat dan lingkungan sangat mungkin terjadi. Sehingga, kata dia, perlu melakukan antisipasi deteksi dini terhadap gejolak atau rawan saat penyelenggara Pilkada Serentak 2018.

“Prinsipnya kondisi yang kondusif baik itu bagi masyarakat maupun kontestan itu sendiri,” kata Rahmat.

Kemendagri, kata dia, telah mengeluarkan kebijakan Permendagri Nomor 61 tahun 2011 tentang pedoman terkait pemantauan politik di daerah.

Di sisi lain, kata dia, terkait dengan deteksi kerawanan saat Pilkada 2018 ada dua lembaga yang menangani tersebut.

“Yaitu Bawaslu dan Kepolisian yang telah mengeluarkan indeks kerawanan pemilu,” ujar Rahmat.

Rahmat juga berpendapat daerah rawan saat Pilkada Serentak 2018 mendatang adalah daerah dengan calon kepala daerah tunggal ataupun hanya ada dua pasangan calon (paslon).

“Misalnya calon tunggal dan pasangan dua calon yang saling berhadapan head to head,” ucap dia.

Ia menjelaskan terhadap calon kepala daerah tunggal berpotensi memobilisasi aparatur sipil negara, sementara terhadap daerah yang hanya memiliki dua pasangan calon dikarenakan tidak ada alternatif lain dan hanya terkonsentrasi satu diantara dua pasangan calon.

Lebih lanjut, tutur Rahmat, nantinya untuk meminimalisir terjadi konflik saat Pilkada Serentak 2018 pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kepolisian, BIN, TNI hingga koordinasi dengan forum-forum kemitraan.

“Seperti forum Waspada Dini Masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Forum Pembaruan Kebangsaan nah forum-forum inilah yang kemudian kita optimal,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com