Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basarnas: Danau Toba Airnya Keruh dan Dingin Sekali

Kompas.com - 21/06/2018, 00:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara terus dilakukan. Pencarian dinilai cukup menantang karena kondisi Danau Toba yang amat dalam.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi menyatakan, pihaknya telah menerjunkan penyelam untuk melakukan pencarian korban. Sejumlah peralatan pendukung pun digunakan.

Namun, kata Syaugi, Danau Toba memiliki kedalaman sekira 300 hingga 500 meter. Airnya pun keruh dan sangat dingin, yang menjadi tantangan tersendiri dalam proses penyelaman.

"Di dalam sudah diselami sampai 50 meter masih belum ditemukan apa-apa karena cukup gelap di dalam. Airnya keruh dan dingin sekali," ujar Syaugi dalam konferensi pers di Posko Nasional Angkutan Lebaran 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (20/6/2018).

Baca juga: Seluruh Kapal Motor di Danau Toba Diduga Tak Pernah Disertifikasi

Syaugi mengungkapkan, tim penyelam pun sudah menggunakan senter untuk mencari korban di dalam air. Akan tetapi, senter tersebut hanya bisa menjangkau jarak pandang 5 meter.

Pesawat Hercules TNI AU type C-130 H/HS/L-100-30, Nomor A-1323 tiba Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Selasa (19/6/2018). Pesawat ini membawa tim Basarnas dari Jakarta untuk membantu mencari korban hilang tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Samosir, Senin (18/6/2018) sore.handout Pesawat Hercules TNI AU type C-130 H/HS/L-100-30, Nomor A-1323 tiba Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Selasa (19/6/2018). Pesawat ini membawa tim Basarnas dari Jakarta untuk membantu mencari korban hilang tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Samosir, Senin (18/6/2018) sore.

Basarnas, imbuh dia, sudah melaksanakan operasi pencarian selama 24 jam. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi.

"Kendala yang dihadapi apa? Pertama, cuaca di situ, bila hujan. Dinginnya air. Menyelam pada malam hari bisa dibayangkan betapa dinginnya," jelas Syaugi.

Oleh karena itu, Basarnas memfokuskan pencarian ketika hari terang. Pencarian pun dilakukan baik di dalam maupun di permukaan air.

"Masyarakat, TNI, dan Polri tetap membantu terus," ucap Syaugi.

Baca juga: Menhub: Pemerintah Sekuat Tenaga Cari Korban KM Sinar Bangun yang Hilang

KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6/2018) pukul 17.15. Kapal motor tersebut tenggelam setelah meninggalkan dermaga sejauh 500 meter.

Pada saat peristiwa itu terjadi, cuaca dalam kondisi hujan deras disertai angin kencang dan petir. Ketinggian gelombang diperkirakan hingga mencapai 2 meter.

Kompas TV Presiden Joko Widodo memberikan penjelasan terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com