JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pekan lalu teror bom bunuh diri meledak di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Teror yang dilancarkan oleh satu keluarga ini ini berujung pada meninggalnya 14 warga. Enam pelaku yang diketahui ayah, ibu dan empat orang anak juga tewas.
Teror di gereja tersebut bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelum di Surabaya, gereja di Tanah Air kerap menjadi sasaran teror dan memakan korban pula.
Lalu, mengapa gereja kelompok terorisme di Indonesia menyasar gereja?
Baca juga: Jenazah Bayu, Korban Ledakan Bom Surabaya, Diserahkan Kepada Keluarga
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones menyebut, setidaknya ada tiga alasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Pertama, kecenderungan penyerangan gereja terjadi sejak konflik agama di Ambon dan Poso. Jones mengungkapkan, dari konflik yang banyak memakan korban di kedua belah pihak, kelompok teroris memandang gereja adalah media untuk membalas dendam.
"Kedua, ada banyak kasus di mana ada usaha membom gereja, pelaku melihat gereja sebagai tempat kristenisasi melawan Islam atau yang ingin melawan Islam," kata Jones dalam sebuah diskusi tentang terorisme di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Adapun alasan ketiga adalah eksistensi kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok ini menyamakan gereja dengan kekuatan Barat di Timur Tengah. Akibatnya, gereja menjadi sasaran penyerangan kelompok teroris.
"Jadi disamakan dengan Barat. Faktor-faktor ini saya kira bisa terlihat kenapa gereja terus-menerus jadi target," ungkap Jones.
Baca juga: Tiga Makam untuk 7 Jenazah Terduga Teroris Bom Surabaya
Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Surabaya, Minggu (13/5/2018). Ledakan juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.
Malam harinya bom meledak di sebuah rusun di Sidoarjo. Esoknya, Senin (14/5/2017), satu keluarga meledakan bom di pos penjagaan Mapolrestabes Surabaya.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri langsung bergerak menangkap sejumlah terduga teroris di sejumlah titik.