Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapas Karanganyar di Nusakambangan Disiapkan Jadi Lapas 'Super Maximum Security'

Kompas.com - 22/05/2018, 19:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, usul Polri menambah Lembaga Pemasyarakatan super maximum security sejalan dengan program pemerintah.

Pasalnya saat ini, pemerintah melalui kementeriannya memang sedang membangun Lapas di Pulau Nusakambangan.

Baca juga: Selain Rutan, Polri Juga Usul ke Jokowi Tambah Lapas Maximum Security

Lapas itu pun nantinya akan difungsikan sebagai Lapas super maximum security sesuai dengan permintaan Polri.

"Kita akan tambah (Lapas super maximum security) di Nusakambangan. Sekarang ini sedang dibangun," ujar Yasonna saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly memberikan keterangan kepada wartawan setelah meresmikan Tempat Pemeriksaan Imigrasi Dermaga Marina Ancol, Rabu (25/4/2018).KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly memberikan keterangan kepada wartawan setelah meresmikan Tempat Pemeriksaan Imigrasi Dermaga Marina Ancol, Rabu (25/4/2018).

 

Saat ini ada enam Lapas di Nusakambangan, yakni Lapas Besi, Lapas Pasir Putih, Lapas Kembang Kuning, Lapasa Permisan, Lapas Batu dan Lapas Terbuka.

Dari enam Lapas itu, Lapas Pasir Putih diperuntukkan khusus untuk narapidana kasus terorisme.

Baca juga: Kemenkumham Bangun Lapas Baru untuk Napi Terorisme di Nusakambangan

Kemenkumham sedang membangun Lapas ke-7, yakni Lapas Karanganyar. Rencananya, Lapas itu yang akan difungsikan sebagai Lapas dengan super maximum security bagi narapidana kasus terorisme.

"Jadi nanti ada tambahan sejenis Lapas Pasir Putih, namanya Lapas Karanganyar. Nah, itu yang super maximum security. Saat ini sudah 40 persen pembangunan, tinggal 60 persen saja. Tapi akan selesai tahun ini," ujar dia.

Diberitakan, Polri mengusulkan penambahan lembaga pemasyarakatan dengan keamanan maksimum bagi narapidana kasus terorisme kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Kapolri Usul ke Jokowi Bangun Rutan Maximum Security di Cikeas

"Saya mengajukan usul juga untuk penambahan Lapas dengan maximum security," ujar Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

"Karena nanti, kalau ada penegakkan hukum, tentu akan berujung pada kesediaan Lapas maximum security," lanjut dia.

Tidak hanya itu, Polri juga mengusulkan membangun rumah tahanan (Rutanmaximum security di Pusat Latihan Multifungsi Polri di daerah Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Kapolri: Seperti Operasi Tinombala, TNI-Polri Bergabung Lawan Terorisme

Rutan itu akan menggantikan Rutan Cabang Salemba yang ada di Markas Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok.

"Kami mengajukan usul agar (dibangun) Rutan cabang Salemba di Cikeas. Karena di situ ada markas satu resimen Brimob. Tapi itu dikelola oleh kepolisian menggantikan Rutan Mako Brimob" ujar Tito.

"Sementara, (Rutan) yang di Mako Brimob sudah tidak kita pakai lagi karena memang tidak layak untuk maksimum security bagi tersangka atau terdakwa terorisme," lanjut dia.

Kompas TV Diprediksi rombongan 58 tahanan terorisme yang dipindahkan akan tiba Minggu sore ini di Rutan Gunung Sindur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com