Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: DPR Sering Kunjungan Kerja, tetapi Hasilnya Tak Signifikan

Kompas.com - 22/05/2018, 13:18 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) I made Leo Wiratma mengkritik fungsi pengawasan DPR melalui kunjungan kerja (kunker) pada periode masa tahun sidang 2017-2018.

Ia menilai DPR kerap melakukan kunker ke daerah, namun hasilnya tidak efektif.

Menurut Leo, tidak ada hasil atau laporan yang bisa disampaikan pada publik secara signifikan dari hasil lawatan legislator ke daerah.

"Ini yang menjadi pertanyaan kita. Terlalu banyak kunjungan tapi enggak ada temuan yang signifikan," ujar Leo saat menggelar konferensi pers terkait evaluasi kinerja DPR Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017-2019, di kantor Formappi, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Baca juga: Formappi: Kunker DPR Lebih Sering Jadi Lahan untuk Cari Proyek

Menurut Leo, pengawasan melalui kunker tidak efektif karena tidak ada bukti berupa laporan yang bisa dipublikasikan ke publik.

Ia mencontohkan kunker DPR ke Papua oleh Tim Pemantau Pelaksanaan UU Otonomi Khusus (Otsus). Kunker ini bertujuan untuk memeriksa laporan atas penggunaan dana Otsus. 

Kunker ini, kata Leo, salah alamat. Karena, tim pemantau justru memfokuskan kunjungan ke PT Freeport.

"Bahkan ada kunker yang salah alamat seperti yang dilakukan Tim Pemantau Pelaksanaan UU Otsus untuk mengecek laporan atas penggunaan Dana Otsus Papua, justru hanya mengunjungi PT Freeport," kata Leo.

Terkati kunker ke Papua tersebut, Peneliti Formappi Albert Purwa mengatakan, kunjungan tim pemantau yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR itu tidak sinkron dengan permintaan Ketua DPR yang disampaikan dalam pidato pembukaan Masa Sidang IV.

Selain itu hasil yang dilaporkan terkait dugaan pelanggaran penggunaan dana otsus di bidang kesehatan dan pendidikan juga tidak dilanjuti.

Sementara, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dana otsus Papua ke DPR pada 5 Maret 2018.

Baca juga: Kunjungan Kerja DPR ke Jerman Dinilai Tak Relevan

Hasil BPK menyatakan ada beberapa temuan permasalahan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban dana otsus Papua.

"Tapi hasilnya itu tidak ditindaklanjuti di masa sidang berikutnya," kata Albert.

Berdasarkan catatan Formappi, pada awal Masa Sidang IV terdapat agenda penyusunan Laporan Hasil Kunker Komisi di masa reses Masa Sidang III 2017-2018.

Setelah ditelusuri melalui website www.DPR.go.id, hanya ditemukan empat komisi yang melakukan kunker. Meski demikian, laporan hasil kunker tidak ditemukan.

Kompas TV Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat telah mendapat legalitas dari Mahkamah Konstitusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com