Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: Pilkada Jateng, Ganjar-Yasin 72,4 Persen, Sudirman-Ida 21 Persen

Kompas.com - 21/05/2018, 18:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dibandingkan pasangan lainnya, yakni Sudirman Said-Ida Fauziyah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah.

Pasangan Ganjar-Yasin unggul dengan persentase 72,4 persen dibandingkan Sudirman-Ida yang mencapai 21 persen.

"Dari yang sudah memilih, sekitar 28 persen masih besar kemungkinan berubah pilihan," ungkap peneliti Indikator Politik Indonesia Kuskridho Ambardi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/5/2018).

Baca juga: Survei CSIS: Ganjar Pranowo-Taj Yasin 66,5 Persen, Sudirman Said-Ida Fauziyah 14,8 Persen

Adapun sebanyak 44 persen responden terlihat kecil kemungkinan atau hampir tidak mungkin untuk berubah pikiran.

Terkait popularitas, Ganjar Pranowo pun lebih unggul ketimbang Sudirman Said. Popularitas Ganjar tercatat sebesar 87,7 persen, sementara Sudirman mencapai 44 persen.

Sementara itu, popularitas Yasin sebagai calon wakil gubernur juga lebih tinggi ketimbang Ida. Indikator mencatat, popularitas Yasin sebesar 27,1 persen, sementara popularitas Ida mencapai 22,6 persen.

Baca juga: Peneliti CSIS: Debat Pilkada Jateng Tak Cukup Ampuh Tarik Calon Pemilih

Soal alasan memilih, ada tiga alasan besar para responden memilih pasangan Ganjar-Yasin. Alasan tersebut adalah sudah ada bukti nyata terkait hasil kerja (18 persen), berpengalaman di pemerintahan (12 persen), dan perhatian terhadap rakyat (12 persen).

Kuskridho menyebut, pola semacam ini tidak hanya terjadi di Jawa Tengah, namun juga daerah-daerah lain di Indonesia. Bahkan, pola ini juga terjadi di banyak negara.

"Pemilih menghargai pengalaman dan ada kerja yang terlihat. Perilaku ini juga terjadi di negara lain, di mana inkumben punya basis dukungan lebih banyak," terang Kuskridho.

Baca juga: Takut Ricuh Seperti Jabar, KPU Jateng Re-Design Debat Terakhir

Survei melibatkan sebanyak 820 responden di Jawa Tengah. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun toleransi kesalaham (margin of error) mencapai sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Temuan survei adalah selama periode 12-21 Maret 2018. Survei tersebut, kata Kuskridho, didanai oleh dana internal Indikator Politik Indonesia.

Kompas TV Para kandidat gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah kembali ditantang lewat debat publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com