Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Konflik Warga dan Ahmadiyah, Lombok Timur Diminta Belajar dari Wonosobo

Kompas.com - 21/05/2018, 17:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Ahmadiyah diserang warga di Kecamatan Sekra, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (19/5/2018) dan Minggu (20/5/2018).

Penyerangan ini berujung pada hancurnya delapan rumah milik warga Jemaah Ahmadiyah. 

Dampaknya, sebanyak 24 orang yang terdiri dari 21 orang wanita dan anak-anak serta tiga orang pria dewasa, kehilangan tempat tinggal dan harta benda. 

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang pemajuan HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, peristiwa yang terjadi di Lombok Timur merupakan serangan langsung terhadap hak dan kebebasan untuk beribadah dan berkeyakinan serta hak perlindungan. 

Menurut Beka, pemerintah dan pemerintah daerah sudah seharusnya mampu melindungi warganya, dari tindakan persekusi yang berbasis pada intoleransi. 

Baca juga: Komnas HAM Desak Polisi Tindak Perusak Rumah Warga Ahmadiyah

Sebetulnya, kata dia, banyak daerah di Indonesia yang bisa melindungi masyarakat Jemaah Ahmadiyah dari tindakan kekerasan. Dia menyebut Wonosobo sebagai salah satu daerah yang dapat menghindarkan konflik antarwarga.  

Dan Lombok Timur, kata dia, mesti belajar dari kabupaten di Jawa Tengah itu. 

"Di Wonosobo, 6.000 warga Ahmadiyah selama puluhan tahun hidup damai, tidak ada konflik yang berarti. Pemda Lombok Timur, Pemerintah Provinsi NTB sepatutnya mencontoh Wonosobo," ujar Beka dalam konferensi pers di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Beka menuturkan, toleransi antarumat beragama dapat berjalan baik apabila ada perlindungan dari pemerintah daerah. Hal ini terjadi di Wonosobo dan dipandang bisa ditiru oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Ketegasan pemda, imbuh Beka, dibutuhkan untuk menjaga toleransi antarumat beragama. Selain itu, masyarakat pun harus mengembangkan sikap toleran.

"Kita memang harus semakin banyak memberi contoh baik ke daerah, pemimpin daerah, agar secara paripurma melindungi warganya," ungkap Beka.

Kompas TV Aparat TNI dan Polri Lombok Timur membantu membersihkan rumah warga yang menjadi sasaran amuk massa dalam dua hari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com