Salin Artikel

Soal Konflik Warga dan Ahmadiyah, Lombok Timur Diminta Belajar dari Wonosobo

Penyerangan ini berujung pada hancurnya delapan rumah milik warga Jemaah Ahmadiyah. 

Dampaknya, sebanyak 24 orang yang terdiri dari 21 orang wanita dan anak-anak serta tiga orang pria dewasa, kehilangan tempat tinggal dan harta benda. 

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang pemajuan HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, peristiwa yang terjadi di Lombok Timur merupakan serangan langsung terhadap hak dan kebebasan untuk beribadah dan berkeyakinan serta hak perlindungan. 

Menurut Beka, pemerintah dan pemerintah daerah sudah seharusnya mampu melindungi warganya, dari tindakan persekusi yang berbasis pada intoleransi. 

Sebetulnya, kata dia, banyak daerah di Indonesia yang bisa melindungi masyarakat Jemaah Ahmadiyah dari tindakan kekerasan. Dia menyebut Wonosobo sebagai salah satu daerah yang dapat menghindarkan konflik antarwarga.  

Dan Lombok Timur, kata dia, mesti belajar dari kabupaten di Jawa Tengah itu. 

"Di Wonosobo, 6.000 warga Ahmadiyah selama puluhan tahun hidup damai, tidak ada konflik yang berarti. Pemda Lombok Timur, Pemerintah Provinsi NTB sepatutnya mencontoh Wonosobo," ujar Beka dalam konferensi pers di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Beka menuturkan, toleransi antarumat beragama dapat berjalan baik apabila ada perlindungan dari pemerintah daerah. Hal ini terjadi di Wonosobo dan dipandang bisa ditiru oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Ketegasan pemda, imbuh Beka, dibutuhkan untuk menjaga toleransi antarumat beragama. Selain itu, masyarakat pun harus mengembangkan sikap toleran.

"Kita memang harus semakin banyak memberi contoh baik ke daerah, pemimpin daerah, agar secara paripurma melindungi warganya," ungkap Beka.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/21/17525751/soal-konflik-warga-dan-ahmadiyah-lombok-timur-diminta-belajar-dari-wonosobo

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke