Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Sebut Kelompok Teroris Libatkan Anak di Banyak Peran

Kompas.com - 15/05/2018, 16:39 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengungkapkan, pelibatan anak dalam kegiatan terorisme sudah sangat memprihatinkan. 

Menurut pengamatan KPAI, anak diikutkan tak cuma sebagai eksekutor, namun di banyak peran.

Menurut Susanto, pelibatan anak bisa dikelompokkan menjadi beberapa peran. 

“Pertama, kelompok eksekutor yaitu terlibat aktif di lapangan melakukan aksi teror. Sejumlah kasus anak dilibatkan dalam aksi teror di sejumlah titik daerah, baik direct ataupun indirect,” ucapnya saat konferensi pers di Gedung KPAI, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Kedua kelompok perencana dan pengatur lapangan. Kelompok ini memilih waktu, lokasi dan momentum yang dianggap tepat dalam melakukan aksinya.

Susanto mengatakan, dalam sejumlah kasus anak juga dilibatkan dalam perencanaan sebelum melakukan aksi teror.

“Ketiga adalah kelompok mentor, ia berperan mencari dan melakukan pembibitan kader teroris melalui jaringan pendidikan, jaringan organisasi tertentu dan pertemuan rutin atas nama agama,” tuturnya.

Baca juga: Cegah Aksi Terorisme, JK Minta Publik Jadi Mata dan Telinga Pemerintah

Dia mengungkapkan, mentor utama seringkali memanfaatkan anak dan remaja untuk melakukan mentoring kelompok sebaya.

Bahkan, kata dia, pola mentoring sebaya cukup efektif untuk merekrut calon-calon anggota kelompok teror.

Terakhir, kata Susanto, adalah sebagai simpatisan. Kelompok ini, ucapnya, tidak terlalu aktif melakukan aksi teror, namun memberikan dukungan moral terhadap aktivitas yang dilakukan jaringan terorisme.

“Kelompok simpatisan ini seringkali anak terlibat, hal-hal yang sederhana misalnya menebar ekspresi kebencian belum pada level direct terorism tetapi menyampaikan dan melakukan hal-hal yang sifatnya membenci aparat negara, kepada simbol-simbol negara, kepada institusi negara,” tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati menyesalkan fungsi dan peran dari institusi keluarga tidak berjalan dengan semestinya.

“Ini yang kemudian kami sesalkan karena sesungguhnya keluarga adalah pelindung anak ketika ini terjadi (aksi teror melibatkan anak), maka perlu review kembali gimana pola pengasuhannya ke depan,” kata dia.

 

Kompas TV Pengeboman di Surabaya, dalam konteks global, bertujuan jadi alat propaganda ISIS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com