Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu, Ketua DPR Harap Elite Politik Tak Buat Pernyataan Gaduh

Kompas.com - 08/05/2018, 17:56 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menegaskan, kondusivitas pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019 tak lepas dari peranan para elite politik.

Bambang mengimbau elite politik harus bersikap dewasa dan bijak dalam berpolitik.

"Sehingga, mulai dari sikap maupun ucapan dari elite politik, tokoh bangsa harus dijaga," kata Bambang usai menghadiri diskusi publik di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Politisi Partai Golkar itu berharap agar para elite politik menunjukkan sikap-sikap yang membawa kedamaian, bukan memancing tensi politik bahkan konflik di tingkat akar rumput.

"Buatlah statement-statement yang bawa keteduhan bagi bangsa," kata dia.

Bambang juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai upaya-upaya adu domba yang mulai bermunculan menjelang pemilihan.

Baca juga: Jelang Pilkada, KPK Ingatkan Publik Tak Pilih Calon yang Terindikasi Korupsi

Dia mencontohkan, peristiwa persekusi di area car free day di Jakarta, beberapa hari lalu, merupakan hal mengkhawatirkan yang perlu dapat perhatian.

"Peristiwa kemarin itu benih-benih konflik yang harus dipulihkan, kalau dibiarkan ini akan menjalar dan menganggu pelaksanaan pemilihan," ujar Bambang.

Menurut Bambang, dibutuhkan kedewasaan dalam berpolitik. Bambang menilai upaya persekusi dan sejenisnya dalam menyikapi perbedaan pilihan politik tak dapat dibenarkan.

Sebab, hal itu akan mencoreng harapan terciptanya pemilu yang kondusif, aman dan lancar.

"Kita boleh punya pilihan, tapi tidak elok kalau kita menjelekkan lawan kita dan men-downgrade kandidat lawan," kata Bambang.

Ia ingin seluruh pihak mengungkapkan ekspresi politiknya dengan cara yang elegan. Pesta demokrasi, kata Bambang, harus dilalui dengan rasa suka cita.

"Mari mempromosikan jagoan kita. Itu menurut saya jauh lebih elegan daripada menonjolkan keburukan. Pesta demokrasi harus dilalui dengan kegembiraan melalui strategi yang elok," kata Bambang.

Baca juga: KPU Imbau Calon Kepala Daerah Tak Kampanyekan Capres Saat Pilkada

Dia juga meminta aparat kepolisian bersikap adil dan tegas dalam menindak pihak-pihak atau kelompok yang berupaya memancing konflik dari perbedaan pilihan politik.

"Saya mengimbau polisi untuk tegas dan adil, kalau melarang menggunakan kaus #2019GantiPresiden juga harus melarang kaus (Jokowi) dua periode itu. Sebab, kalau tidak akan memancing konflik juga," kata dia.

Ia juga mengingatkan bahwa Pemilu 2019 akan mempertaruhkan nama baik Indonesia. Jika Pemilu 2019 sukses, Indonesia akan semakin dikenal sebagai negara dengan kualitas demokrasi terbaik.

Sebaliknya, jika gagal dan terjadi konflik yang hebat, nama baik bangsa bakal rusak.

"Janganlah ada upaya daur ulang adu domba sesama rakyat. Sayangilah Indonesia ini, karena kita hidup bersama, enggak ada gunanya juga jagoan kita menang tapi Indonesia porak-poranda (akibat ujaran kebencian dan hoaks)," kata dia.

Kompas TV Polisi akan melakukan tindakan tegas berupa pembubaran. Sementara, Dinas Perhubungan akan memasang spanduk larangan kegiatan politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengkondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengkondisian BTS 4G

Nasional
Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Nasional
Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Nasional
Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Nasional
WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

Nasional
Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nasional
KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com