Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Intimidasi "Car Free Day", Ketua DPR Sebut Ada Partai yang Diuntungkan

Kompas.com - 03/05/2018, 20:52 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo tidak ingin peristiwa intimidasi seperti yang terjadi saat hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) Jakarta akhir pekan lalu terjadi lagi.

Menurut politisi Partai Golkar itu, insiden di CFD adalah bentuk dari benih-benih potensi perpecahan. Hal itu, menurut dia, merugikan Indonesia sebagai bangsa, namun justru menguntungkan segelintir elite dan partai politik.

"Jangan korbankan rakyat yang tidak tahu apa-apa, berdarah-darah, saling serang dengan ketidak tahuannya, yang diuntungkan hanya beberapa elit dan partai politik saja," ujarnya saat menjadi pembicara dalam paparan survei Indikator, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Baca juga : Intimidasi di CFD, Wiranto Minta Tak Ada Lagi Pemaksaan Kehendak

"Tepatnya hanya menguntungkan dua partai, efek dari pada menjelang 2019 yang diuntungkan dengan tampilannya ini adalah Pak Jokowi yaitu PDI-P dan Pak Prabowo adalah Gerindra," sambung dia.

Di dalam survei Indikator, saat dilakukan simulasi 2 nama atau head to head antara Jokowi dan Prabowo, 60,6 persen responden memilih Jokowi, sementara 29 persen memilih Prabowo. Adapun 10,4 persen tidak menjawab.

Bambang mengaku tidak terlalu perduli dengan hasil survei itu. Ia hanya ingin agar semua tokoh partai, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama tetap menjaga rasa kesatuan dan kesatuan bangsa di tahun politik saat ini.

Baca juga : Keributan Kelompok #DiaSibukKerja dan #2019GantiPresiden Saat CFD yang Berujung Laporan Polisi

"Kami tidak ingin peristiwa minggu kemaren  itu terulang kembali pada minggu-minggu mendatang," kata dia.

Politisi Golkar itu mengatakan, dari berbagai survei yang ada, pertarungan pada Pilpres 2019 hanya akan ada dua poros yakni poros PDIP dan Gerindra.

Otomatis kedua partai itu dinilai akan mendapatkan keuntungan dari berbagai hal yang melibatkan pendukung Jokowi dan Prabowo. Sebab tokoh dari kedua partai tersebut menjadi tokoh sentral Pilpres 2019.

Di dalam survei Indikator, elektabilitas PDI-P menjadi yang tertinggi yakni 27,7 persen. Sementara itu di tempat kedua ada Gerindra dengan 11,4 persen. Sementara itu Partai Golkar, partai asal Bambang, hanya menempati posisi ketiga dengan 8 persen.

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan terjadinya dugaan intimidasi sekelompok orang saat Car Free Day di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com