Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kehadiran Hanif Dhakiri sebagai Menaker, Itu Menambah Beban Presiden Jokowi"

Kompas.com - 28/04/2018, 15:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Serikat Buruh Pekerja Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan menganggap, Presiden Joko Widodo Jokowi tidak tepat menjadikan M Hanif Dhakiri sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Menurut dia, Hanif tidak memahami soal ketenagakerjaan dan menyejahterakan buruh.

"Kehadiran Hanif Dhakiri sebagai Menaker, itu menambah beban Presiden Jokowi. Itu catatan kita," ujar Muchtar, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (28/4/2018).

Muchtar mengatakan, selama ini Hanif hanya menunjukkan pencitraan. Ia mengungkit aksi Hanif saat memaksa masuk ke kantor PJTKI, dengan memanjat pagar.

Baca juga : Menaker Hanif Dhakiri : Penyederhanaan Izin TKA Memperlancar Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja

Namun, setelahnya, dia menilai tidak ada yang dilakukan dalam mengawasi tenaga kerja Indonesia ilegal. Oleh karena itu, ia meminta Presiden mencopot Hanif dari jabatan Menteri Ketenagakerjaan.

"Kami dalam 'May Day' ini akan meminta menteri tenagakerja diganti. Kalau tidak, akan tetap memperuncing hubungan perindustrial," kata Muchtar.

Selain itu, kata Muchtar, sejak Hanif menjabat, anggota serikat buruh kian berkurang. Sebelumnya, anggota serikat buruh sekitar 4,3 juta orang, dan jumlah serikat buruh perusahaan sebanyak 14.000.

Baca juga : Ini Saran Menteri Hanif Agar Lulusan Perguruan Tinggi Nyambung dengan Pasar Kerja

Namun, sekarang, jumlah buruh berserikat tinggal 2,7 juta, dan jumlah serikat buruh perusahaaan sebanyak 700.

"Dia mengumumkan itu, Menteri Hanif seperti sumringah, seperti berhasil melemahkan serikat buruh," kata Muchtar.

"Padahal, negara ini harus sadar, makin lemah serikat buruh, maka ekonomi industrial negara ini pasti melemah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com