Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi PDI-P, Jusuf Kalla Figur Ideal Dampingi Jokowi pada Pilpres 2019

Kompas.com - 26/04/2018, 16:44 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah menilai figur Wakil Presiden Jusuf Kalla merupakan figur yang ideal untuk kembali mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.

Menurut Basarah, Kalla memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai wakil presiden.

"Memang bagi PDI-P kapasitas dan kapabilitas Pak JK (Jusuf Kalla) sebagai wapres Pak Jokowi di Pilpres 2019 adalah sosok atau figur yang ideal," ujar Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

"Dan memang saya kira PDI-P dan parpol lain punya pemikiran yang sama," ujar dia.

Baca juga : PDI-P: Sulit Cari Cawapres seperti Jusuf Kalla

Namun, lanjut Basarah, wacana pencalonan kembali Jusuf Kalla kemungkinan terganjal aturan dalam UUD 1945.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah saat menghadiri Seminar Legislatif di Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Selasa (17/4/2018)KOMPAS.com / Andi Hartik Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah saat menghadiri Seminar Legislatif di Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Selasa (17/4/2018)
Pasal 7 UUD 1945 menyatakan, Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal tersebut masih menjadi perdebatan di antara pakar hukum tata negara.

Ada yang mengatakan seorang presiden dan wakil presiden tak bisa dipilih setelah dua periode itu harus bersifat berturut-turut dan ada yang mengatakan tidak harus berturut-turut.

Baca juga : Di Posisi Teratas Cawapres Jokowi, JK Bilang Ingin Istirahat

"Ini saya kira MK yang miliki wewenang konstitusional untuk keluarkan fatwa. Nah ini kita lihat nanti bagaimana perkembangan dan dinamika politik hukum yang akan berkembang menjelang Pak Jokowi dan para ketum parpol mengambil keputusan siapa cawapres yang akan mendampingi," kata Basarah.

Di sisi lain, kata Basarah, PDI-P belum mengerucutkan nama-nama cawapres Jokowi.

Ia mengatakan, semua nama-nama cawapres memiliki peluang yang sama untuk dikaji sampai nanti saatnya direkomendasikan kepada Jokowi untuk dipertimbangkan.

"Posisi PDI-P hari ini menganggap semua posisi cawapres itu sama antara dari parpol dan non parpol, termasuk Pak JK kami anggap posisinya sama karena belum ada kesimpulan apalagi pengerucutan," kata dia. 

Baca juga : Survei Kompas: JK dan Prabowo Teratas Jadi Cawapres Jokowi

Sebelumnya, survei Litbang Kompas menunjukkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla paling banyak dipilih responden untuk kembali maju di Pilpres 2019 mendampingi Presiden Joko Widodo.

Meski masih ada perdebatan terkait bisa atau tidaknya Kalla kembali maju sebagai cawapres setelah dua kali menduduki posisi itu, ia dipilih 15,7 persen responden.

"Dasar argumentasinya, di balik pilihan status quo tersingkap kecenderungan sebagian besar responden yang merasa puas dengan kinerja Jokowi-Kalla selama ini," kata peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip dari Harian Kompas, Selasa (24/4/2018).

Mayoritas pendukung Jokowi juga solid mendukung Jusuf Kalla, yakni 66,2 persen. Hanya 29,8 persen pendukung Jokowi yang menyatakan penolakan.

Kompas TV PDI Perjuangan menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan persaudaraan alumni 212 sebagai hal yang baik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com