Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot Nurmantyo: Saat Ini Saya Melihat Terlalu Banyak Campur Tangan Partai

Kompas.com - 24/04/2018, 13:09 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyatakan kesiapannya sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 setelah pensiun dari dinas kemiliteran.

Meski demikian, ia mengaku hingga saat ini belum ada partai politik yang menyatakan akan mendukung atau mengusung.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan langsung menerima atau menyepakati seandainya ada sebuah partai yang menyatakan akan mendukung pada Pilpres 2019.

Gatot memilih bernegosiasi lebih dulu terkait pembentukan kabinet bersama partai-partai koalisi pendukung.

Baca juga : Pengakuan Gatot Nurmantyo soal Kedekatannya dengan Tomy Winata dan Logistik Pencapresan

"Saya belum punya partai pengusung, apabila ada partai yang mau mengusung saya tidak langsung mau. Kita negosiasi," ujar Gatot saat menjadi narasumber acara Satu Meja Kompas TV bertajuk 'Jalan Politik Sang Jenderal', Senin (23/4/2018) malam.

"Negosiasi bahwa penentuan kabinet dilakukan sejak sekarang dengan partai koalisi. Dengan perjanjian ada kabinet-kabinet cadangan, kabinet 1, 2, 3 dari partai masing-masing," ucapnya.

Menurut Gatot, negosiasi tersebut harus dilakukan agar pemerintahan bisa berjalan secara efektif dan efisien jika dirinya terpilih sebagai presiden.

Ia mencontohkan perbedaan antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca juga : Survei Kompas: Gatot dan Anies Teratas Jadi Cawapres bagi Prabowo

Gatot menilai saat ini terlalu banyak campur tangan partai politik sehingga berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi roda penerintahan.

Hal berbeda terjadi saat pemerintahan dipegang oleh Presiden SBY. Gatot mengatakan, sebagai pimpinan tertinggi partai pemenang membuat SBY mampu menerapkan secara benar sistem kabinet presidensiil.

"Sekarang ini saya melihat bahwa terlalu banyak campur tangan partai sehingga garis komando ini kadang-kadang tidak efisien," kata Gatot.

Kompas TV Partai Gerindra masih membahas calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto di pemilu presiden tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com