Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Ada Kejutan, Pilpres 2019 Diprediksi Akan Membosankan

Kompas.com - 20/04/2018, 05:05 WIB
Moh Nadlir,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat menuturkan, jika sampai Agustus awal nanti tidak ada perubahan konstelasi politik, bisa jadi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan membosan. Pilpres mendatang dinilai hanya mengulang Pilpres 2014 lalu.

"Kalau keadaan tak berubah, pilpres akan membosankan, dalam artian calonnya akan itu lagi dan isunya ketebak akan apa," ujar Hasan ketika ditemui di Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Tak berbeda, Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan lembaganya, belum ada tokoh alternatif sebagai calon presiden.

"Masyarakat Indonesia yang berharap ada kejutan, tapi sepertinya masih harus bersabar," kata Eko.

Menurut Eko, pesaing terkuat Presiden Joko Widodo pada pilpres mendatang masih sama, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: Berkali-kali Hasil Survei di Bawah Jokowi, Prabowo Tetap Tegar

"Hingga hari ini, Prabowo masih satu-satunya penantang terkuat Jokowi," ujar Eko.

Diketahui, dari hasil survei yang dilakukan Cyrus Network pada survei selama 27 Maret–3 April 2018.

Secara top of mind, responden disodori pertanyaan "Jika pilpres dilaksanakan hari ini, siapakah yang paling layak dipilih untuk menjadi presiden?"

Hasilnya, elektabilitas Jokowi unggul dengan 58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen, Gatot Nurmantyo 2,0 persen, dan Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen. Nama lainnya masih di bawah 1 persen.

Tak berbeda, dengan pertanyaan tertutup, yakni simulasi 22 nama calon presiden. Jokowi tetap unggul atas calon presiden lainnya.

Baca juga: Survei Cyrus Network: Elektabilitas Jokowi 58,5 Persen, Prabowo 21,8 Persen

Jokowi unggul dengan elektabilitas sebesar 56,7 persen, disusul Prabowo 19,8 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen.

Hary Tanoesoedibjo 2,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,1 persen. Nama lainnya juga masih 1 persen dan di bawah 1 persen.

Lagi-lagi dengan simulasi 15 nama, Jokowi juga tetap unggul atas Prabowo yakni sebesar 57,3 persen dan Prabowo 21,3 persen.

Lalu Gatot Nurmantyo 3,8 persen, Hary Tanoesoedibjo 2,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,4 persen, Anies Baswedan 2,0 persen, Jusuf Kalla 1,9 persen serta 1,3 persen. Nama lain di bawah 1 persen.

Baca juga : Cak Imin Merasa Dipuji Jokowi soal Baliho Wajahnya Lebih Banyak Dibanding Promosi Asian Games

Terakhir, secara head to head atau simulasi dengan 2 nama. Jokowi juga tetap unggul atas Prabowo. Eektabilitas Jokowi sebesar 64,0 persen, dan Prabowo sebesar 29,8 persen.

Margin of error dalam survei ini kurang lebih 3 persen. Artinya, hasil survei tersebut bisa bertambah atau berkurang 3 persen.

Metode survei menggunakan multistage random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka.

Total responden sebanyak 1.230 orang yang berasal dari 123 desa/kelurahan di 34 provinsi se-Indonesia dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Sementara itu, sumber pendanaan survei diklaim dari internal Cyrus Network.

Kompas TV Apa strategi kubu Jokowi dan Prabowo Subianto untuk meraih dukungan dari generasi milenial?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com