Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Masih Bahas Rencana Pembentukan Poros Ketiga di Pilpres 2019

Kompas.com - 06/04/2018, 11:48 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengungkapkan, partainya masih membahas kemungkinan pembentukan poros ketiga di luar koalisi pendukung Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Yang jelas hari ini belum ada keputusan. Ini masih di dalam beberapa pilihan. Memang pilihannya bisa membentuk poros ketiga juga bergabung dengan incumbent atau pasangan lain," ujar Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

(Baca juga: Demokrat: Pembentukan Poros Ketiga Tertunda karena Cak Imin)

Menurut Agus, internal partai masih terus berkoordinasi dalam menentukan langkah Partai Demokrat di Pilpres 2019.

Secara perolehan kursi, Demokrat sangat mungkin membentuk poros ketiga jika mampu mendapat kesepakatan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Sebab, hingga saat ini ketiga partai tersebut belum menentukan siapa pasangan calon yang akan didukung.

PDI-P, Golkar, PPP, Hanura, dan Nasdem telah menyatakan dukungan kepada Presiden Jokowi.

(Baca juga: Poros Ketiga Sulit Terbentuk, PKB Isyaratkan Merapat ke Jokowi)

Sementara Gerindra dan PKS kemungkinan besar akan berkoalisi mengusung Prabowo Subianto.

"Sampai hari ini Partai Demokrat masih terus berkoordinasi. Masih belum menentukan apakah itu harus poros ketiga, apakah harus pilihannya kepada yang lain. Setelah berkoordinasi tentunya akan ada keputusan. Setelah ada keputusan itulah yang kami anggap sebagai keputusan valid," katanya.

Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan membantah partainya tak serius membahas pembentukan poros ketiga.

Ia mengatakan, Demokrat justru serius dalam membentuk poros ketiga.

(Baca juga: Romahurmuziy Sebut Pembentukan Poros Ketiga Hanya Basa-basi Politik)

Hal itu disampaikan Hinca menanggapi pernyataan Wakil Sekjen PKB Daniel Johan terkait pembentukan poros ketiga.

Sebaliknya, menurut Hinca, justru Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang kerap berhalangan saat pertemuan dengan Demokrat dan PAN digelar untuk membahas poros ketiga.

"Saya kasih tahu sama teman-teman. Waktu pertemuan 9 Maret, ada PKB, PAN, dan Demokrat. Sebelumnya kami juga sekjen-sekjen bertemu, itu memang bersepakat mendiskusikan tentang kemungkinan-kemungkinan alternatif poros ketiga," kata Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

"Setelah kami bertemu, kemudian ditingkatkan ke level ketua umum. Nah, tiga kali sudah hampir bertemu tidak jadi karena Cak Imin (Muhaimin) yang enggak datang. Jadi, jangan dibalik-balik. Jadi, sudah disiapkan, ada Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Bang Zulkifli Hasan juga ada, dia (Cak Imin) tidak bisa," lanjut Hinca.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com